spot_img
Kamis, April 25, 2024
spot_img

Khalid Basalamah Mengharamkan Wayang, DPD: Membela Itu, Tugas sebagai Ulama!

KNews.id- Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah atau DPD RI, Sultan B Najamudin membela Ustaz Khalid Basalamah yang mengharam-haramkan permainan wayang. Menurutnya, tak ada yang salah dari pernyataan ulama 47 tahun tersebut.

Sultan mengatakan, tugas ulama memang memberikan nasehat terkait hukum beragama. Kala itu, Khalid Basalamah hanya menjawab apa yang ditanyakan jamaahnya mengenai hukum bermain wayang.

- Advertisement -

“Saya kira tidak perlu ada yang merasa dirugikan dengan pernyataan beliau, karena itu merupakan tugas beliau sebagai dai/ulama yang diminta untuk diberikan nasehat. Soal hukum wayang, masih diperdebatkan. Itu wilayah khilafiyah agama Islam,” ujar Sultan, dikutip Hops.ID, Sabtu 19 Februari.

Dia menjelaskan, apa yang disampaikan Ustadz Khalid Basalamah merupakan hasil analisis berdasarkan dalil atau hukum Islam yang menurutnya benar. Sebagai sesame manusuia, kata dia, kita harus menghormati pendapatnya.

- Advertisement -

“Bagi saya, tidak ada komentar beliau yang melecehkan. Sejak awal beliau sudah men-disclaimer, bahwa jawaban atas pertanyaan jama’ahnya itu tidak bertujuan atau berniat untuk mendiskreditkan pihak manapun, khususnya para pelaku seni pewayangan,” terangnya.

Lebih jauh, menurut Sultan, Khalid Basalamah merupakan sosok cerdas dan memahami budaya bangsa. Jika memiliki pandangan berbeda, silakan mendebatnya, bukan malah melaporkannya.

- Advertisement -

“Suasana yang menggangu keakraban sosial bangsa ini harus kita akhiri. Bangsa ini tidak akan pernah maju dan guyub jika selalu mengedepankan prasangka buruk terhadap perbedaan,” tuturnya.

Senator muda asal Bengkulu itu menerangkan, bahwa penerimaan terhadap demokrasi harus disertai dengan kemampuan bangsa menerima perbedaan pendapat dan perbedaan tafsir atau asumsi. Selama tidak mengganggu hak hidup dan kehormatan pribadi orang lain, tentunya tidak perlu dibesar-besarkan.

“Jika ada ustaz lain yang memiliki cara dan orientasi dakwah membudayakan Islam, kenapa kita tidak bisa toleran dengan pendekatan dakwah yang meng-Islamkan budaya bangsa Indonesia yang beragam,” tanya Sultan.

Sulta mencontohkan, di Sumatera Barat (Sumbar), ada kaidah adat bersendikan syarah, dan syarah bersendikan kitabullah.

“Apakah itu masalah? Tentu saja tidak,” kata Sultan. (AHM/hop)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini