spot_img
Jumat, Maret 29, 2024
spot_img

Ketum PBNU soal Uighur: Jangan Ada Palestina Baru di China

KNews.id-Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf mengusulkan langkah diplomatik dan politik dalam menyelesaikan masalah minoritas Muslim Uighur di Xinjiang ketimbang hanya mengecam pemerintah China.

Hal itu ia sampaikan merespons temuan Komisaris Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Urusan Hak Asasi Manusia (OHCHR) terkait adanya dugaan pelanggaran HAM oleh China ke etnis Muslim Uighur.

- Advertisement -

“Kita harus cari cara diplomatik, cara politik yang sebaik-baiknya supaya ada penyelesaian masalah. Maka saya tolak ikut-ikutan sekadar mengecam pemerintah China, enggak boleh anda begitu. Ya kita harus bicara,” kata Yahya dalam konferensi pers rencana acara Religion Forum 20 atau R20 di Hotel Ritz-Carlton Jakarta, Rabu (7/9).

Yahya menegaskan tak ingin memperparah masalah dengan memicu konflik baru saat menyikapi persoalan tersebut. Ia berharap pihak terkait dapat berbicara dan berdialog dengan pemerintah China.

- Advertisement -

Cara ini dianggapnya lebih ideal agar lebih memahami terkait kepentingan pemerintah China soal Uighur.

“Jangan sampai ada Palestina baru di China. Nanti kita cuma teriak-teriak ‘anti China, anti China, tolong Uighur, kumpulkan bantuan ke Uighur’, kayak Palestina itu, enggak boleh begitu,” kata dia.

- Advertisement -

“Sekarang kita tahu bahwa bisnis bantuan Palestina sudah jadi industri internasional yang besar, kita enggak boleh bangun industri bantuan untuk Uighur itu,” tambahnya.

Di sisi lain, Yahya juga tak ingin ikut-ikutan mendorong munculnya separatisme di China terkait persoalan ini. Karena itu, ia memandang perlu jalan keluar yang konstruktif menyelesaikan masalah etnis Muslim Uighur tersebut.

“Kita harus cari cara konstruktif dan realistis untuk cari jalan keluar dari masalah-masalah ini,” kata dia.

Inisiasi R20 di Bali
PBNU akan menginisiasi ‘Forum Agama G20’ dan lazim disebut ‘Religion 20’ (R20) di Nusa Dua Bali pada 2-3 November 2022.

Nantinya, para pimpinan agama terkemuka dari seluruh dunia akan berkumpul di Indonesia dalam forum tersebut. Yahya mengatakan tujuan R20 ingin memastikan bahwa agama bisa berperan sebagai solusi masalah global, bukan menjadi bagian dari masalah global.

“Kami berharap dapat memfasilitasi munculnya sebuah gerakan global. Forum Agama R20 ini akan mengundang orang-orang dengan niat baik dari setiap agama dan bangsa untuk membawa struktur kekuatan geopolitik dan ekonomi dunia selaras dengan nilai-nilai moral dan spiritual tertinggi, demi seluruh umat manusia,” kata Yahya.

Sebanyak 200 pimpinan agama dan politik terkemuka dari Indonesia dan dunia juga telah mengonfirmasi kehadiran mereka dalam forum ini.

Presiden Joko Widodo nantinya dijadwalkan berpidato dalam acara pembukaan pada 2 November. Pembicara lain yang telah bersedia hadir yakni Mustofa Bisri, Sekretaris Jenderal Aliansi Injili Dunia Uskup Thomas Schirrmacher, serta mantan Duta Besar AS untuk Takhta Suci Vatikan Mary Ann Glendon.

Lalu, Sekretaris Jenderal Liga Muslim Dunia Syaikh Muhammad Al-Issa, Ketua Komunitas Muslim Italia Imam Yahya Pallavicini, Pemimpin Seminario Rabinico Latinoamericano atau Yahudi dari Argentina Rabbi Silvina Chemen hingga Pemimpin Hindu India Sri Ram Madhav Varanasi juga akan hadir sebagai pembicara Forum R20. (Ach/Cnnind)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini