spot_img
Kamis, April 25, 2024
spot_img

Kenapa Ramai Warga RRC Dilaporkan Tinggalkan Negerinya?

KNews.id- Sejumlah warga kelas menengah China dilaporkan mulai berupaya meninggalkan negerinya. Tren ini terlihat dari data konsultan imigrasi yang berbasis di Beijing.

Mengutip AFP, salah satu pemilik bernama Guo Shize, mengatakan perusahaannya telah melihat ledakan permintaan sejak Maret. Bukan hanya di Beijing tapi juga di Shanghai, hingga tiga kali lipat.

- Advertisement -

Angka ini juga masih naik saat ini. Meski tak sebanyak sebelumnya, di bulan-bulan ini konsultasi masih lebih dari dua kali lipat biasanya.

Mengapa ini terjadi?

- Advertisement -

Mengutip salah satu warga Shanghai, Alan lI (nama samaran), ini terjadi akibat pemberlakukan aturan keras Covid-19 China. Bagi dirinya sendiri, ia mengaku tak melihat masa depan bagi keluarganya di negara itu.

Aturan keras Covid-19, ujarnya, menghancurkan bisnisnya. Ini juga menjungkirbalikkan pendidikan putranya, dan membuat negaranya “tidak sejalan” dengan negara-negara lain di dunia.

- Advertisement -

“Kehilangan yang kami rasakan tahun ini berarti semua sudah musnah,” ujarnya.

“Kami telah menggunakan tabungan tunai sendiri untuk membayar 400 pekerja kami (selama penguncian). Bagaimana jika itu terjadi lagi musim dingin ini?”

Ia pun mengatakan akan pindah ke Hongaria. Ia yakin lebih melihat peluang di sana. Hal sama juga dikatakan seorang mahasiswa berusia 20 tahun, sebagaimana dimuat laman yang sama. Beberapa, kata dia, kecewa dengan kontrol Beijing yang semakin meningkat, selama pandemi.

“Saya hanya ingin tinggal di negara di mana pemerintah tidak akan mencampuri kehidupan pribadi saya secara kasar,” kata perempuan yang berkuliah di universitas elit Beijing tersebut.

“Kebijakan virus telah memungkinkan pemerintah untuk mengontrol dan memantau semuanya … Mungkin daripada menerima dan beradaptasi dengan sistem ini, kita harus pergi ke tempat lain dan menciptakan kehidupan baru.”

Pemerintah China sendiri belum memberi tanggapan soal berita ini. Namun data AFP menyebut, pemerintah telah memperketat kebijakan keluar negeri. Pada paruh pertama tahun 2021, otoritas imigrasi hanya mengeluarkan 2% dari paspor yang diberikan pada periode yang sama tahun 2019.

Untuk diketahui, mengutip Worldometers, saat ini ditemukan 949 kasus Covid-19 aktif di China. Shanghai dan Beijing masih menjadi hotspot. Di Beijing, kasus kini menjadi perhatian khusus.

Kluster Covid-19 yang ditemukan di sebuah bar, di mana total infeksi sudah mencapai 300 lebih orang sejak kasus ditemukan pertama kali. Pemerintah pun melakukan pengujian pada sejumlah wilayah penyebaran. Bahkan sejak Minggu dikabarkan sejumlah bangunan dikunci (lockdown).

“Saat ini, risiko penyebaran lebih lanjut masih ada. Tugas paling mendesak saat ini adalah melacak sumber cluster dan juga mengelola dan mengendalikan risiko,” kata juru bicara pemerintah kota Beijing, Xu Hejian seperti dikutip Channel News Asia (CNA). (AHM/cnbc)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini