spot_img

Kenapa Orang Beriman Diuji? Tanda Sayang Allah SWT atau Sebaliknya?

KNews.id – Jakarta – Orang-orang yang beriman dan selalu mengerjakan amal saleh bukan berarti akan luput dari cobaan. Justru cobaan ini menjadi salah satu bentuk kasih sayang Allah SWT kepada hamba-Nya.

Orang beriman adalah mereka yang selalu patuh pada perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangan-Nya. Orang-orang beriman juga senantiasa menjaga sikap, perbuatan dan perkataannya agar tidak menyakiti sesama. Mereka yang beriman juga bisa dilihat dari kesehariannya dalam bersosial dengan sesama.

- Advertisement -

Orang-orang beriman adalah hamba yang dicintai Allah SWT. Dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda,

المؤمن يحب لأخيه ما يحب لنفسه

- Advertisement -

Artinya: “Orang yang beriman mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri,” (HR Bukhari dan Muslim).

Mengapa Orang Beriman Diberi Cobaan?
Orang-orang beriman termasuk golongan yang mendapat perlindungan dan jaminan dari Allah SWT, namun mengapa masih diberi cobaan?

Dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda, “…Apabila Allah mencintai suatu kaum, Dia akan menguji mereka. ..”

Mengutip laman Kemenag, hadits ini menandakan bahwa setiap ujian adalah sebagai wujud kasih sayang Allah SWT kepada hamba-Nya. Logikanya, seseorang yang menyanyangi orang lain itu akan sering memperhatikan orang yang disayanginya, pun dengan Allah kepada hamba-Nya, dengan datangnya ujian berarti Allah sedang memperhatikan diri kita dan bentuk perhatian inilah sebagai salah satu ciri bahwa Allah sayang dan cinta kepada hamba-Nya yang ditimpa musibah.

Dalam Al-Qur’an, terdapat beberapa dalil yang menegaskan tentang cobaan yang diberikan Allah SWT kepada hamba-Nya yang beriman. Termaktub dalam surat Al-Furqan ayat 20, Allah SWT berfirman,

وَمَآ أَرْسَلْنَا قَبْلَكَ مِنَ ٱلْمُرْسَلِينَ إِلَّآ إِنَّهُمْ لَيَأْكُلُونَ ٱلطَّعَامَ وَيَمْشُونَ فِى ٱلْأَسْوَاقِ ۗ وَجَعَلْنَا بَعْضَكُمْ لِبَعْضٍ فِتْنَةً أَتَصْبِرُونَ ۗ وَكَانَ رَبُّكَ بَصِيرًا

- Advertisement -

Artinya: Dan Kami tidak mengutus rasul-rasul sebelummu, melainkan mereka sungguh memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar. Dan kami jadikan sebahagian kamu cobaan bagi sebahagian yang lain. Maukah kamu bersabar?; dan adalah Tuhanmu maha Melihat.

Kemudian dalam surat At-Taghabun ayat 11, Allah SWT berfirman tentang cobaan yang menimpa manusia adalah sebuah bentuk petunjuk,

مَآ أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ ٱللَّهِ ۗ وَمَن يُؤْمِنۢ بِٱللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُۥ ۚ وَٱللَّهُ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌ

Artinya: Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

Mengutip buku Tafsir Ayat-Ayat Ya Ayyuhal-Ladzina Amanu karya Syaikh Muhammad Abdul Athi Buhairi, Imam Al Harits Al-Muhasibi mengatakan, “Cobaan itu ada tiga tingkatan; Cobaan bagi orang-orang yang mencampur adukan antara kebajikan dan keburukan (Mukhlisin), maka cobaan itu merupakan siksaan dan hukuman. Cobaan bagi kaum pemula dalam melaksanakan kebajikan, (Musta’nifin) yang dimaksudkan untuk mencegah perbuatan kriminal. Cobaan bagi kaum yang bijak (Arifin) yang dimaksudkan sebagai sarana menuju ujian tahap selanjutnya.”

Kemudian Imam Al-Harits ditanya, “Apakah tingkatan itu disesuaikan dengan kualitas ibadah mereka?”

Imam Al-Harits menjawab, “Adapun Mukhlitin, maka ia akan tertimpa kesedihan dalam hatinya ketika menghadapi cobaan, terpasung dalam kelengahan dan menimbulkan rasa benci. Adapun Musta’nifin, maka akan bersabar dalam menghadapi cobaan, sehingga ia akan menjadi hamba yang tulus, (mukhlis) dan selamat setelah mengarungi berbagai penderitaan dan bencana. Sedangkan Arifin, maka ia akan menghadapi ujian Allah dengan penuh keridhaan dari Allah atas apa yang telah ditetapkan oleh Allah SWT dan mereka mengetahui bahwa Allah telah berlaku adil dalam menetapkan qadha-Nya. Mereka menjalani kehidupan yang sulit dan tidak menyenangkan dengan tujuan agar Allah menjadikannya sebagai orang-orang terpilih.”

Dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda, “Alangkah mengagumkan keadaan orang yang beriman, karena semua keadaannya (membawa) kebaikan (untuk dirinya), dan ini hanya ada pada seorang mukmin; jika dia mendapatkan kesenangan dia akan bersyukur, maka itu adalah kebaikan baginya, dan jika dia ditimpa kesusahan dia akan bersabar, maka itu adalah kebaikan baginya.” (HR Muslim)

(NS/Dtk)

Berita Lainnya

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti
- Advertisement -spot_img

Terkini