spot_img

Kemendikdasmen Alami Efisiensi Anggaran Rp 7,27 Triliun, Program Pendidikan Terdampak

KNews.id – Jakarta – Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) Suharti beberkan berbagai dampak efisiensi anggaran di kementeriannya. Dijelaskannya semua program Kemendikdasmen ikut terdampak karena anggaran Kemendikdasmen berkurang dari Rp 33,5 triliun menjadi Rp 26,27 triliun.

“Alokasi Rp 26,27 triliun tersebut memang sangat banyak yang harus dikurangi. Untuk semua program tidak hanya satu program tertentu saja,” ujarnya.

- Advertisement -

Hal tersebut disampaikan Suharti dalam Rapat Kerja Komisi X DPR RI bersama Mendikdasmen, Mendiktisaintek, dan Menteri Kebudayaan, dikutip dari tayangan YouTube TVR Parlemen, Kamis (13/2/205).

Dampak Efisiensi Anggaran di Kemendikdasmen
Suharti mengakui dari alokasi anggaran yang didapatkan, ada beberapa program tidak bisa terbiayai. Namun, Kemendikdasmen masih mengupayakan program-program prioritas lainnya.

- Advertisement -

Adapun dampak yang dirasakan Kemendikdasmen karena efisiensi anggaran yaitu:

1. Program Prioritas Tidak Terdanai
– Bantuan sertifikasi kompetensi siswa SMK

2. Program Prioritas Didanai Terbatas
– Program Peningkatan Kompetensi Guru (PKG)
– Program penataan guru dan tenaga kependidikan
– Peningkatan keterampilan dan penyegaran keterampilan
– Pengembangan talenta dan prestasi, termasuk pelaksanaan lomba nasional dan internasional
– Akreditasi satuan pendidikan
– Pembiayaan tusi reformasi birokrasi dan tata kelola kementerian, termasuk penyusunan revisi Rancangan Undang-Undang (RUU) Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas)
– Asesmen nasional dan asesmen skala internasional PISA
– Bantuan sarana prasarana
– Bantuan SMK-PK

3. Dukungan Terhadap Program Prioritas Didanai Terbatas
– Bimbingan teknis (bimtek)
– Sosialisasi
– Peningkatan kapasitas
– Monitoring dan evaluasi (monev)

“Dukungan terhadap program prioritas seperti bimtek, sosialisasi, peningkatan kapasitas termasuk monev kami kurangi sangat banyak sebagai arahan Bapak Presiden untuk mengurangi kegiatan-kegiatan tersebut,” jelas Suharti.

“Apalagi dicantumkan juga perjadin (perjalanan dinas) harus dikurangi bahkan kurang dari 50%. Jadi memang sangat berat,” imbuhnya lagi.

- Advertisement -

4. Operasional pemeliharaan kantor diefisiensikan

5. Pengembangan model kurikulum dan pembelajaran
– Utamanya terkait koding, kecerdasan artifisial, dan pembelajaran mendalam (deep learning) tidak dapat dilaksanakan secara optimal sehingga akan berdampak pada proses efektivitas pembelajaran.

6. Fungsi pengawasan internal terhadap Program Nasional dan Kementerian tidak optimal.

7. Bantuan pemerintah mengalami pengurangan sasaran

8. Penyusunan kajian, model pembelajaran, dan sistem perbukuan tidak mencapai sasaran optimal.

Mitigasi Dampak Efisiensi Anggaran Kemendikdasmen
Untuk menghadapi dampak tersebut Kemendikdasmen memiliki rencana mitigasi yaitu:

  • Mengubah skema pelaksanaan kegiatan secara daring
  • Mengusulkan pembukaan blokir/penambahan anggaran terhadap program program prioritas agar target sasaran program dapat tercapai
  • Tetap mengusulkan kembali tambahan anggaran sebesar Rp 19,7 triliun serta kegiatan prioritas yang terdampak efisiensi
  • Mengajukan usulan pembiayaan revitalisasi satuan pendidikan dari Kementerian Pekerjaan Umum ke Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah
  • Melakukan perubahan mekanisme kerja pegawai.

Besaran Pagu Kemendikdasmen 2025
Suharti merinci seluruh program Kemendikdasmen yang terkena efisiensi anggaran sebagai berikut:

1. Pagu Kemendikdasmen
– Pagu alokasi: Rp 33,545 triliun
– Efisiensi: Rp 7,272 triliun
– Pagu usai efisiensi: Rp 26,273 triliun

2. Program Wajib Belajar 13 Tahun
– Pagu alokasi: Rp 10,309 triliun
– Efisiensi: Rp 324,728 miliar
– Pagu usai efisiensi: Rp 9,985 triliun
“Program Wajib Belajar 13 tahun kita hanya kurangi sedikit (sebesar) Rp 324 miliar itu karena di situ tempatnya Program Indonesia Pintar,” jelas Suharti.

3. Program Kualitas Pengajaran dan Pembelajaran
– Pagu alokasi: Rp 17,684 triliun
– Efisiensi: Rp 4,524 triliun
– Pagu usai efisiensi: Rp 13,160 triliun
“Kualitas pengajaran dan pembelajaran bisa kita pertahankan karena di situ tempatnya tunjangan guru non PNS sebesar Rp 11,5 triliun,” tambahnya.

4. Program Pendidikan dan Pelatihan Vokasi
– Pagu alokasi: Rp 1,195 triliun
– Efisiensi: Rp 1,063 triliun
– Pagu usai efisiensi: Rp 132,410 miliar
Menurut Suharti program pendidikan dan vokasi menjadi pagu yang paling terdampak efisiensi anggaran. Bahkan ada satu program yang tidak dapat didanai.

“Namun di sini kita mengalokasikan untuk SMK PK teaching factory masih ada meskipun sangat berkurang,” ungkap Suharti.

5. Program Pembangunan Kebahasaan dan Kesastraan
– Pagu alokasi: Rp 141,647 miliar
– Efisiensi: Rp 84,727 miliar
– Pagu usai efisiensi: Rp 56,920 miliar

6. Program Dukungan Manajemen
– Pagu alokasi: Rp 4,213 triliun
– Efisiensi: Rp 1,275 triliun
– Pagu usai efisiensi: Rp 2,938 triliun
Pagu program dukungan manajemen dinilai Suharti memang masih memiliki dana yang barak. Karena pagu ini dialokasikan untuk gaji pegawai.

“Kita mempunyai 105 UPT (Unit Pelaksana Teknis), Atdikbud (Atase Pendidikan dan Kebudayaan) di 19 negara dan Sekolah Indonesia Luar Negeri (SILN) di 13 negara,” tegasnya.

(NS/Dtk)

Berita Lainnya

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti
- Advertisement -spot_img

Terkini