spot_img
Senin, Mei 20, 2024
spot_img

Kemenangan Sudah di Depan Mata

Oleh :  Sutoyo Abadi 

KNews.id – Pada setiap perjuangan membela keadilan dan melawan kedzaliman ada sesanti : Aut non tentaris, aut perfice ( laksanakan hingga tuntas atau jangan mengupayakan sama sekali ), diam tertindas atau bangkit melawan raih kemenangan.

- Advertisement -

Alam telah memutuskan, bahwa apa yang tidak sanggup membela diri takkan dibela. Kehidupan manusia lebih mungkin menjadi sia sia lewat pemikiran terus mengalah dan sikap diam tanpa perlawanan hidup dalam penindasan manusia angkara murka.

“Point of No Return” adalah sebuah film Amerika Serikat, kisah perjuangan yang dirilis tahun 1993, disutradarai oleh John Badham, memberi alur cerita tentang “titik tidak bisa kembali” ( titik dimana sebuah perjuangan sudah tidak ada lagi kesempatan untuk kembali ).

- Advertisement -

Bahkan sekedar menengok ke belakang saja, tidak memungkinkan. pada titik ini seseorang harus melanjutkan langkah perjuangannya apapun resikonya, karena tidak mungkin lagi untuk kembali, karena terlalu berbahaya, apalagi membawa misi untuk keselamatan negara.

Pilpres di Indonesia, telah membawa noda hitam dan berbahaya ketika pondasi negara UUD 45 sudah runtuh , Pancasila tinggal sebagai aksesoris dan negara sudah berubah menjadi negara kapitalis, liberalis , dibawah kendali Oligarki.

- Advertisement -

Nasib keselamatan negara akan ditentukan pada Pilpres mendatang, akan selamat atau hancur berantakan.

Saat bersamaan dengan munculnya semangat perjuangan “Perubahan” untuk mengembalikan kiblat bangsa mendapatkan gempuran maha dahsyat dari kekuatan yang bersekutu dengan kaum kapitalis penjajah gaya baru.

“Simbol perubahan” telah di canangkan dan kumandangkan oleh Capres – Cawapres “Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar” dengan meletakkan niat berijtihad untuk menata kembali negara yang telah carut marut dan berantakan.

Presiden yang selama ini menyandang gelar dengan stigma presiden boneka, dan nekad telah mencanangkan politik dinasti yang tidak masuk akal, terus menerabas konstitusi, melakukan perlawanan dengan bantuan para bandar dan bandit ekonomi dan politik Oligarki, juga support kekuatan dari negara asing yang berhaluan komunis.

Makna “point no return”, juga bisa bersifat negatif, bagi mereka yang sudah bergelimang hidup hedonis bersama Oligarki nampaknya tidak mau surut untuk menyadari kesalahannya bahkan semakin arogan. Macam macam rekayasa politik membius masyarakat di seret dengan segala fasilitas dan finansial yang sangat besar .

Pembiusan dengan tipuan dan dusta politik, merambah dan akan menelan korban masyarakat yang masih buta politik dan dalam kondisi lapar menjadi sasarannya.

Bahkan serangan politik hitam oleh para bandar politik sudah menyergap sebagian para dai, ustadz, muballigh, kyai, cendekiawan muslim, yang sudah terkena virus “WAHN” ( takut mati dan cinta dunia ).

Apakah benar Indonesia akan benar benar berantakan, nampaknya Allah SWT telah memberikan cahaya putih untuk para pejuang perubahan yang tidak mengenal takut dan tetap Istiqomah momen “point no return” , sudah tidak ada jalan mundur. _”Keselamatan Indonesia dan perubahan kearah perbaikan akan tiba dan muncul tepat pada waktunya.

Bagi pejuang perubahan sudah tidak ada lagi rasa takut, gentar, gagal dan galah. _”Kemenangan sudah di depan mata* , terus berjuang, insyaAllah.. Allah SWT bersama kita. AAMIIN.   (Zs/NRS)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini