spot_img
Kamis, April 25, 2024
spot_img

Kembali, Menilik Kinerja Grup Bakrie di Pasar Modal (I)

Tahun 2019 tampaknya menjadi tahun positif bagi Grup Bakrie. Sejumlah perusahaan milik Grup Bakrie mulai mencatatkan untung.

KNews.id- Tahun 2007 merupakan tahun keemasan bagi grup konglomerasi Bakrie. Kala itu, bisnis Grup Bakrie memasuki puncak kejayaannya. Aburizal Bakrie—anak pendiri Grup Bakrie, Achmad Bakrie—bahkan untuk kali pertama menjadi orang terkaya di Indonesia versi Forbes.

Kejayaan Grup Bakrie itu tak terlepas dari menggeliatnya bisnis pertambangan di Indonesia, terutama dari PT Bumi Resources Tbk. (BUMI). Saat itu, harga saham perusahaan sempat menembus angka tertingginya di kisaran Rp6.000 per saham.

Namun, puncak kejayaan itu tidak berlangsung lama. Pada pertengahan 2018, krisis moneter tiba-tiba menghantam. Harga-harga komoditas ambruk, tidak terkecuali batubara yang merupakan sektor utama bisnis Grup Bakrie.

Harga saham BUMI pun ikut ambruk. Sempat menembus Rp8.000 per saham, harga BUMI pada Januari 2009 terjun bebas di kisaran Rp500 per saham. Kejatuhan BUMI pun merembet ke bisnis Grup Bakrie lainnya.

Sejak saat itulah, bisnis Grup Bakrie mulai berguncang. Belum lagi, Grup Bakrie juga diterpa berbagai persoalan, mulai dari utang yang menumpuk, bencana lumpur Lapindo, dan korupsi yang menyebabkan kerajaan bisnis Bakrie semakin terpuruk.

Kondisi tersebut membuat Aburizal terlempar dari daftar 40 orang terkaya di Indonesia versi Forbes sejak 2012. Hingga tulisan ini dimuat ini, pria yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Golkar tersebut pun belum kembali masuk ke dalam daftar tersebut.

“Sekarang [kelompok usaha Bakrie] tidak sejaya dulu [sebelum 2008], tetapi pelan-pelan perusahaan-perusahaan Bakrie mulai membukukan keuntungan,” Aburizal Bakrie beralasan pada 2014, dikutip dari Viva.

- Advertisement -

Lantas bagaimana kinerja perusahaan-perusahaan Grup Bakrie di Bursa Efek Indonesia saat ini?

Kinerja Positif?

Tahun 2019 merupakan tahun positif bagi sebagian besar perusahaan Grup Bakrie, setidaknya sampai dengan semester pertama ini. PT Bakrie & Brothers Tbk. (BNBR), misalnya, berhasil menorehkan laba bersih sebesar Rp227 miliar.

Perusahaan Bakrie yang bergerak di bidang manufaktur itu memang sudah lama tidak meraup laba, yakni sejak 2012, lantaran didera beban keuangan yang sangat berat. Pada semester I/2018, BNBR rugi Rp1,06 triliun.

“Kerja keras yang dilakukan beberapa tahun terakhir ini membuahkan hasil. BNBR kembali mencetak laba. Ini menggembirakan stakeholder, terutama investor,” kata Direktur Utama BNBR Anindya Novyan Bakrie, dalam siaran persnya.

Anindya yang juga merupakan anak sulung Aburizal Bakrie ini menjelaskan keberhasilan BNBR meraup untung merupakan hasil dari kebijakan perseroan merestrukturisasi utang, termasuk melakukan efisiensi operasional di anak usaha.

- Advertisement -

Imbasnya, beban utang dan bunga perseroan pada semester I/2019 hanya sekitar Rp82 miliar atau turun 73 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp305 miliar. Beban usaha juga turun menjadi Rp257 miliar dari sebelumnya Rp261 miliar.

Perusahaan Bakrie lainnya yang berhasil meraup laba adalah PT Energi Mega Persada Tbk. (ENRG). Seperti BNBR, perusahaan Bakrie yang bergerak di bidang energi ini juga membukukan rugi pada 2018.

Pada semester I/2019 ini, ENRG berhasil membukukan laba USD24 juta (sekitar Rp341,3 miliar, asumsi kurs USD1=Rp14.220) dari sebelumnya rugi sebesar USD15 juta pada semester I/2018. Adapun, kenaikan laba juga didorong dari turunnya jumlah pinjaman, sehingga mengurangi beban bunga perseroan.

Perusahaan tambang Bakrie, PT Bumi Resources Mineral Tbk. (BRMS) juga turut berhasil membalikkan kondisi perseroan dari sebelumnya rugi menjadi untung. Pada semester I/2019, BRMS meraup laba sebesar USD950.588, dari sebelumnya rugi USD10 juta.

Adapun, PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) masih melanjutkan tren mencatatkan keuntungan, meskipun nilainya menurun. Pada paruh pertama tahun ini, BUMI membukukan laba sebesar USD90 juta atau turun 41 persen dari sebelumnya sebesar USD153 juta.

Namun demikian, masih ada juga perusahaan terbuka Grup Bakrie yang kinerjanya merah, salah satunya PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk. Perusahaan sawit tersebut mencatatkan rugi Rp46 miliar sepanjang semester I/2019.

Rapor merah juga dicatatkan PT Darma Henwa Tbk. Perusahaan Bakrie yang bergerak di sektor tambang batubara ini membukukan rugi bersih sebesar USD1,57 juta sepanjang paruh pertama tahun ini. bersambung…(Litbang KNews,id)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini