Oleh : Yusuf Blegur
KNews.id – Upaya mengalahkan Anies pada pilpres 2024 beraroma busuk kecurangan pemilu yang terstruktur, sistematis dan masif. Pada hakekatnya menjadi kemenangan moral dan ketinggian martabat Anies. Konspirasi kejahatan rezim kekuasaan tanpa disadari sebenarnya sedang membuka jalan bagi datangnya kebenaran dan keadilan yang ekspresif.
Islam menuturkan lewat hadis bahwasanya dunia tak ubahnya seperti bangkai seekor kambing yang cacat pula. Namun Rasullulah menegaskan walaupun demikian betapa banyak orang memperebutkannya bahkan dengan segala cara dan sanggup mengorbankan apapun. Rasulullah berabad-abad yang lalu mewanti-wanti, dunia yang hina ini akan menjadi ujian bagi orang-orang yang beriman.
Anies terlihat sesungguhnya memahami dan memaknai persfektif Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam yang visioner tersebut. Anies tak ubahnya sedang menghadapi dunia, permainan yang melalaikan dan penuh tipu daya. Namun Anies menyadari biar bagaimanapun bobroknya dunia termasuk Indonesia adalah medan perjuangan, sarana mencapai kesejatian akherat.
Pilpres 2024 yang dipenuhi kecurangan bahkan layak disebut kejahatan yang terstruktur, sistematis dan masif, menjadi ujian bagi integritas seorang Anies. Pikiran, ucapan dan tindakan Anies dalam membawa semangat perubahan dan perbaikan bagi republik seperti menyusuri jalan setapak di bibir jurang yang tajam dan curam.
Skenario jabatan tiga periode, upaya penundaan pemilu hingga cawe-cawe presiden menjadi konstruksi pemilu tanpa norma, etika dan moralitas. Pilpres 2024 telah membuktikan sindikasi kejahatan konstitusi dan demokrasi, membunuh rasa kemanusiaan dan Ketuhanan.
Telanjang dan cukup detail kejahatan pemilu dipertontonkan hingga ke seantero dunia. Tak cukup sekedar menyingkirkan Anies saat membawa amanat rakyat yang terpinggirkan dan begitu berjaraknya dengan negara. Pilpres 2024 menjadi orkestrasi politik dinasti yang perlahan tapi pasti menggusur negara republik menjadi negara monarki.
KPU, MK dan DPR menjadi moncong oligarki sekaligus garda terdepan kebiadaban pemerintahan. Menjadi kapitalis, menjadi komunis, hingga Machiavellis dalam tata-kelola negara berujung rezim kekuasaan yang menindas, dzolim dan represif. Rakyat selalu menjadi korban dan bulan-bulanan keserakahan dan kerakusan aparatur negara yang berlindung pada kepercayaan dan mandat rakyat.
Dunia senantiasa berada dalam kegelapan sejak zaman jahiliyah sampai zaman modern sekalipun. Termasuk Indonesia, tak sedikitpun bisa terhindar menghirup udara dari atmosfer global yang hipokrit.
Setia kah Anies pada Kehormatan yang kian kental menjadi ruh dan raga konstruksi jalan politiknya?. Menjaga ahlak, menjaga kebersihan hati dan ketulusannya meski dibekap distorsi kekuasaan rezim. Kehormatan seorang Anies Baswedan pada hakekatnya telah mampu menjadi pemimpin meski tanpa birokrasi dan protokoler negara, sampai kelak datang pada waktunya.
Kehormatan seorang Anies Baswedan dalam spirit “amar maruf nahi munkar” yang terus menghidupi kemanusiaan dan Ketuhanan dalam jiwanya. Aamiin..
Jangan takut, jangan mundur dan jangan menyerah menyuarakan dan menegakan kebenaran.
(Zs/NRS)