Oleh : Sutoyo Abadi
KNews.id – Jakarta, Sejak Reformasi, Indonesia dirusak oleh para politisi yang lahir dari bandar dan bandit politik.
Oligarki begitu licik dan licin dalam permainan politik di Indonesia, polanya sama sejak jaman kolonial. Mereka membeli pejabat di semua lini kekuasaan, dari pejabat paling bawah sampai pejabat Presiden.
Dalam 10 tahun terakhir di era rezim Jokowi sebagai koordinator polit biro bandar dan bandit politik keadaan sangat mengerikan semua sudah terlibat baik langsung atau tidak langsung dalam transaksi menjual kedaulatan negara.
Politik jual beli, atau lebih dikenal sebagai politik uang (money politic) awal bencana berbentuk suap politik sangat parah merusak integritas, demokrasi, mendorong korupsi, dan menciptakan pemimpin yang hanya peduli pada keuntungan pribadi, bukan kepentingan masyarakat.
Politik uang, melahirkan semua pejabat terlibat korupsi ( sebagai koruptor ). Sangat terasa untuk menghentikan korupsi seperti sudah tidak ada lagi kekuatan yang bisa mengatasinya.
Jual beli politik atau politik uang menjadi cikal bakal berbagai bentuk korupsi dan kerusakan dalam pemerintahan, sampai terjadi parpol rela menawarkan diri menjadi makelar oligarki, dengan anggotanya di parlemen sebagai pionir terdepan mengeksekusi semua per-undangan undangan ditransaksikan dengan harga yang telah disepakati.
Puncaknya jual beli kedaulatan negara dengan bermacam macam bentuknya antara lain seperti Program Strategi Nasional ( PSN ) menjadi panglima terdepan untuk menjual dan mentransaksikan kedaulatan negara dengan dalih undang – undang oleh para penghianat negara.
(FHD/NRS)



