KNews.id – Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto melempar sinyal terkait adanya partai baru yang akan bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM).
“Yang penting kita tunggu ada satu partai lagi dulu masuk,” katanya di Kantor DPP Golkar di Slipi, Jakarta pada Kamis (14/9).
Airlangga tidak merinci partai yang akan bergabung tersebut.
Hanya saja, ia mengungkapkan ciri dari partai tersebut, yakni memiliki warna yang sama dengan partai yang sudah tergabung dengan KIM.
Seperti diketahui Demokrat telah memutuskan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) dan menarik dukungan terhadap bacapres, Anies Baswedan.
Selain itu, adapula sinyal dari Demokrat yang menyebut bahwa capres yang didukung berinisial ‘wo’.
Lalu apakah benar partai baru yang dimaksud Airlangga adalah Demokrat?
Kata Demokrat
Menanggapi sinyal Airlangga, Koordinator Juru Bicara Demokrat, Herzaky Mahendra Putra buka suara.
Ia menyebut bahwa Partai Demokrat bisa bergabung ke salah satu koalisi yaitu koalisi PDIP atau KIM.
Jika menilik kemungkinan bergabungnya Demokrat berdasarkan warna logo partai, Herzaky mengatakan Demokrat memiliki ciri-ciri warna yang sama dengan PDIP dan baju yang kerap dipakai oleh bacapres KIM, Prabowo Subianto.
“Logo Demokrat ada merah dan putih. Jadi, bisa masuk ke merah atau PDIP, bisa masuk juga ke putih, warna baju yang sering dipakai Pak Prabowo. Matching-lah kita mau ke mana saja. Sahabat semua ini,” katanya kepada Tribunnews.com, Jumat (15/9).
“Teman-teman PDIP dan Gerindra ini ketahuan apa warna aslinya di depan. Bukan warna apa yang terlihat di depan. Bukan warna apa yang terlihat di depan, lalu warnanya beda lagi kalau di belakang,” sambung Herzaky.
Kemudian, Herzaky menjelaskan bahwa Partai Demokrat juga pernah berkoalisi dengan salah satu anggota KIM, Partai Golkar di era pemerintahan Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selama dua periode.
Selain itu, Herzaky juga mengatakan bahwa partai berlambang mercy ini memiliki kedekatan dengan PAN.
“Begitu juga dengan teman-teman Golkar. Kita punya sejarah panjang bersama Golkar dulu di pemerintahan era Pak SBY 2004-2014.”
“Lalu hubungan pribadi Mas AHY dan Pak Airlangga juga cukup dekat. Begitu juga dengan teman-teman PAN. Mungkin saja kali ini kita bisa bersama mendukung Pak Prabowo,” kata Herzaky.
Sementara terkait kedekatan dengan PDIP, Herzaky mengatakan komunikasi antara Demokrat dengan partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu juga baik.
Komunikasi tersebut, katanya, juga terjalin baik antara Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Ketua DPP PDIP, Puan Maharani.
“Keduanya sesama pemimpin muda yang punya jejak rekam yang sangat baik di medan pengabdian masing-masing,” jelasnya.
Kendati demikian, Herzaky mengungkapkan, terkait koalisi yang akan ditempuh Demokrat, tetap mengacu pada keputusan Majelis Tinggi Partai (MTP).
“Tapi tentu keputusan ada di Majelis Tinggi Partai. Mas AHY selaku Ketum juga akan memberikan rekomendasi kepada MTP, ke mana sebaiknya kita berlabuh,” tuturnya.
Lebih lanjut, Herzaky menegaskan pilihan Partai Demokrat terkait akan berlabuh ke koalisi yang mana bukanlah prioritas utama.
Ia mengatakan bahwa kepentingan rakyat dan bangsalah yang menjadi prioritas utama.
“Bagaimana pun, kemana kami berlabuh, tetap kepentingan rakyat, bangsa, dan negara yang menjadi prioritas kami. People first, rakyat yang utama, seperti yang selalu ditekankan Mas AHY,” ujarnya. (Hfz/Trbn)