spot_img
Senin, April 29, 2024
spot_img

Kantongi Duit Ribuan Triliun, Raja Salman Buat Proyek Raksasa

KNews.id-Arab Saudi saat ini didaulat menjadi negara dengan situs konstruksi terbesar di dunia. Hal ini dikarenakan investasi kerajaan itu pada sektor infrastruktur dan real estate yang mencapai US$ 1,1 triliun atau setara Rp 16 ribu triliun.

Konsultan real estat global Knight Frank mengatakan bahwa hal ini disebabkan niat negara pimpinan Raja Salman Bin Abdulaziz Al-Saud itu untuk melepas ketergantungan pada minyak. Program ini sendiri dinamakan sebagai ‘Visi Saudi 2030.’

- Advertisement -

Knight Frank juga memproyeksikan bahwa populasi Riyadh akan mencapai 17 juta jiwa pada tahun 2030, naik dari sekitar 7,5 juta saat ini. Ibu kota Arab Saudi itu telah meluncurkan proyek real estat senilai US$ 104 miliar sejak Rencana Transformasi Nasional Kerajaan diluncurkan pada 2016.

“Visi 2030 telah menyalakan bara kegembiraan di seluruh Kerajaan, dan dengan NEOM diposisikan sebagai permata mahkota dalam rencana transformatif, orang ingin menjadi bagian dari sejarah,” kata kepala penelitian Timur Tengah Knight Frank, Faisal Durrani, kepada Arab News, Rabu (7/9/2022).

- Advertisement -

“Arab Saudi akan dengan mudah menjadi lokasi konstruksi terbesar dalam sejarah, dengan proyek konstruksi yang direncanakan di Kerajaan menjadi lebih dari 555.000 unit perumahan, lebih dari 275.000 kamar hotel, lebih dari 4,3 juta meter persegi ruang ritel, dan lebih dari 6,1 juta meter persegi ruang kantor.”

Analis dan konsultan properti negara itu, Harmen de Jong, mengaku saat ini sedang memantau 15 proyek mega-besar di Saudi. Salah satu proyek yang terbesar adalah pembangunan kota NEOM.

- Advertisement -

“NEOM diharapkan dapat menampung 9 juta penduduk di 300.000 rumah baru setelah selesai, menjadikannya proyek giga terbesar yang diumumkan hingga saat ini,” tambah Jong.

Selain NEOM, proyek raksasa yang saat ini sedang digarap Saudi adalah The Red Sea Project dan Gerbang Diriyah. Untuk Gerbang Diriyah, Knight Frank memperkirakan bahwa sekitar US$ 2,3 miliar telah dihabiskan untuk proyek di dekat Riyadh itu.

“Tidak mau kalah, reposisi Riyadh sebagai pusat saraf komersial Kerajaan sedang berlangsung dengan baik. Dan bisnis dari seluruh dunia sudah berteriak-teriak untuk berada di pusat pusat global kedua dan sangat dibutuhkan di Timur Tengah,” imbuh Durrani.

Sementara itu, terkait akses transportasi, Knight Frank mengatakan Saudi akan membuka bandara internasional baru senilai US$ 147 miliar. Konsultan properti itu menyebut 74% dari anggaran US$ 200 miliar digunakan Saudi untuk membangun bandara baru.

“Kota ini (Gerbang Diriyah) juga menarik sejumlah besar migran internal, dan dengan dukungan yang tersedia untuk naik ke tangga perumahan, harga rumah naik dengan cepat dan saat ini berdiri sekitar 26 persen lebih tinggi daripada waktu ini tahun lalu,” tambah Durrani. (Ach/Cnbcind)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini