KNews.id- Presiden Joko Widodo (Jokowi) jenius dalam menggembosi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Mantan Wali Kota Solo itu juga jenius dalam ingkar janji.
“Jokowi jenius dalam pemberantasan korupsi tidak berjalan baik, korupsi menjadi lebih mengakar, padahal ia tidak berbuat apa-apa ketika KPK digembosi,” kata wartawan senior Agustinus Edy Kristianto dalam artikel berjudul “Jenius Meroketkan Uang”.
Kata Agustinus, Jokowi jenius membangun aliansi yang kuat dengan militer (dan polisi) dan pada beberapa kasus cenderung mengkriminalisasi para oposan.
“Jokowi membentuk kroni kapitalisme di sekitar kekuasaan yang menggemukkan aset para ‘investornya’ semata. Orang menamakannya oligarki bisnis-politik yang menempatkan bisnis strategis pada segelintir tangan pembantunya. Satu pembantu, seperti Menko Marives LBP, mengontrol setidaknya 6 jabatan, mulai dari urusan danau, Covid-19 sampai kereta cepat. Memberikan kekuasaan nyaris tanpa kontrol terhadap Menteri BUMN untuk membuka pintu terhadap pertalian bisnis dengan perusahaan keluarga, kroni, dan kawan kapitalisnya,” ungkapnya.
Ia mengatakan, petugas partai dari PDIP itu jenius membiarkan dua menterinya Luhut Binsar Pandjaitan dan Airlangga Hartarto tercatat dalam Pandora Papers
“Jenius dalam makna perpajakan ini juga bisa diartikan suatu teknik bagaimana caranya pejabat yang tertangkap tangan bisa menerima dana tunai dalam koper dari penyuapnya (pribadi/perusahaan) yang jumlahnya hingga miliaran rupiah? Bagaimana pembukuannya di laporan keuangan perusahaan untuk jenis pengeluaran itu? Bagaimana bisa duit suap itu tidak masuk kategori pendapatan, padahal jika terungkap di persidangan nomenklaturnya adalah commitment fee, sementara fee adalah kategori objek Pph?” paparnya. (AHM/SN)