spot_img
Jumat, April 19, 2024
spot_img

Jokowi Bertemu Investor di UEA, Yusuf: Membayangkan Kalau yang Ditemui Jokowi Investor RRC, Pasti ‘Kadrun’ semakin Kejang!

KNews.id- Pegiat media sosial Yusuf Muhammad menanggapi berita disalah satu media yang memberitakan Presiden Joko Widodo atau Jokowi bertemu dengan sejumlah investor dan pengusaha di Hotel Emirates Palace, Abu Dhabi, Persatuan Emirat Arab (PEA).

Yusuf pun menanggapi berita tersebut dan menyindir mereka yang ia sebutkan dengan istilah ‘kadrun’. Ia tidak bisa membayangkan kalau yang ditemui Jokowi investor China, pasti para ‘kadrun’ semakin kejang-kejang.

- Advertisement -

Hal ini ia sampaikan di akun media sosial Twitternya @yusuf_dumdum sebagaimana terlihat pada hari Sabtu, 2 Juli.

Yusuf juga memposting link berita dari media okezone.com dengan judul berita ‘Bertemu Investor dan Pengusaha di Abu Dhabi, Presiden Didampingi Erick Thohir hingga Menteri Zulhas’.

- Advertisement -

“Gak bisa bayangkan kalau yang ditemui Jokowi investor China. Pasti para kadrun semakin kejang-kejang. (emoticon).

Foto Istimewa

“Bertemu Investor dan Pengusaha di Abu Dhabi, Presiden Didampingi Erick Thohir hingga Menteri Zulhas,” tulis Yusuf Muhammad.

- Advertisement -

Dilansir dari Okezone.com dengan judul berita ‘Bertemu Investor dan Pengusaha di Abu Dhabi, Presiden Didampingi Erick Thohir hingga Menteri Zulhas’ yang terbit pada hari Jumat, 1 Juli.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan pertemuan dengan sejumlah investor dan pengusaha di Hotel Emirates Palace, Abu Dhabi, Persatuan Emirat Arab (PEA).

Adapun untuk para pengusaha yang ditemui Presiden Jokowi, yakni National Security Advisor Sheikh Tahnoun bin Zayed Al Nahyan, CEO Group G42 Ltd Peng Xiao, CEO Abu Dhabi Holding Mohamed Hassan Al Suwaidi, dan Executive Director Lulu Group Ashraf Ali.

Foto Istimewa

Dalam pertemuan itu, Menteri BUMN Erick Thohir juga ikut mendampingi Presiden Jokowi. Dia mengaku para investor dan pengusaha PEA optimistis untuk bekerja sama dalam beberapa proyek kedua negara.

“Alhamdulillah tadi pertemuan Bapak Presiden dengan beberapa perusahaan investasi dari Abu Dhabi di mana mereka sangat optimistis untuk bekerja sama dalam beberapa proyek yang bisa disinergikan antara dua negara, yaitu UAE, Abu Dhabi, dengan tentunya Indonesia,” ujar Erick selepas pertemuan.

Adapun, empat poin yang didiskusikan Presiden Jokowi dengan para pengusaha, yaitu pertama terkait logistik udara. Erick menyebutkan, di era sekarang yang penuh ketidakpastian dalam hal logistik dan rantai pasok, Indonesia dan PEA bisa menjadi mitra yang saling menguntungkan.

“Indonesia dan UAE ini bisa menjadi partner yang saling menguntungkan. Di mana Indonesia sebagai pusat dari supply chains karena Indonesia kaya dengan sumber daya alam seperti energi, pangan, dan lain-lain, secara bersamaan UAE ini bisa menjadi jendela untuk Indonesia untuk melakukan transaksional dari barang-barang kita ke luar negeri. Ini juga jadi bagian pembukaan lapangan kerja yang sangat besar untuk Indonesia dan tentu bagaimana kita bisa memaksimalkan kerja sama ekonomi,” jelasnya.

Kedua, mengenai ibu kota Nusantara (IKN), Erick menjelaskan bahwa Indonesia dengan pertumbuhan ekonomi dan penduduknya yang pesat memang perlu membuat ibu kota baru. Erick memandang bahwa pemerintah perlu menyiapkan kota masa depan untuk penduduk yang saat ini mayoritas berusia muda.

“Tidak mungkin 50 juta usia muda Indonesia itu harus masuk ke kota-kota yang sudah tua. Tentu dengan sistem dari teknologi terbarukan tentu kita harus menyiapkan kota masa depan. UAE sendiri, Abu Dhabi sangat optimistis melihat ini sesuatu yang baik karena melihat percontohan kota-kota besar di dunia yang sekarang menjadi juga pusat pertumbuhan ekonomi masing-masing negaranya,” paparnya.

Ketiga, pertemuan itu turut membahas soal pembangunan wisata laut dalam konteks ekonomi biru atau blue economy.

Menurut Erick, Presiden Jokowi ingin agar pembangunan ekonomi biru tersebut dapat turut menjaga alam Indonesia, tidak sekadar mengeksploitasinya.

“Kita mempunyai Raja Ampat, mempunyai juga ada yang namanya Komodo yang sangat dilindungi. Nah ini sekarang kita coba melihat bagaimana membangun peta biru secara menyeluruh, wisata laut kita yang friendly atau sangat bersahabat dengan alam dan juga dengan industri cruise atau wisata dengan kedekatan kepada kekeluargaan. Jadi bukan sekadar entertainment dan tourism,” ucapnya.

Terakhir, dalam pertemuan juga dibahas mengenai perbandingan kebijakan keuangan Indonesia dengan banyak negara. Menurut Erick, hal itu dilakukan agar Indonesia bisa lebih kompetitif dan bisa terus menjaring investasi.

“Supaya kita bisa lebih kompetitif dan terus menjaring investasi sebagai pertumbuhan lapangan kerja dan tentu ekonomi Indonesia yang hari ini sangat tumbuh baik dan semua negara mengapresiasi itu,” pungkasnya.

Turut mendampingi Presiden dalam pertemuan tersebut yaitu Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Duta Besar RI untuk PEA Husin Bagis, Kepala Badan Otorita IKN Bambang Susantono, dan Kepala Indonesia Investment Authority (INA) Ridha Wirakusumah. (AHM/trkn)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini