Oleh : Sutoyo Abadi
KNews.id – Kamis, 22/05 ( malam Jumat ) peserta rutin Kajian Politik Merah Putih, memasuki tema prilaku Jokowi dan hukum karma yang akan menimpanya. Diskusinya seperti kelakar dengan tetap pada disipilin literasi harus terjaga.
Points yang muncul : Jokowi benar benar manusia culas seculas – culasnya, sebagai pembohong meloncat dari mimbar satu ke mimbar lainnya, tanpa beban dan merasa berdosa. Lidahnya licin, sekalipun hatinya getir, hati kecilnya bergetar hebat untuk menerima akibatnya.
Menipu dan berbohong telanjang bulat, dengan sembunyi di lapangan terbuka. Gerombolan penipu bersorak bangga, menghitung laba dari dusta,
mereka menari di atas luka dan penderitaan orang lain. Tanah rakyat dipaksa dirampas pemiliknya di penjara.
Licik, munafik berselimut suci, hidupnya bersekutu dengan iblis merangkul setan, sebagai pengkhianat dimalam hari bersama para dukun, mengemas cara melepas santet, memilah sasaran agar terkapar, dikemas lepas dari hukum, mereka harus mati tanpa sebab,
Beginilah kerja manusia iblis, di luaran khutbah kebajikan, merasa dihina sehina – hinanya, saat rakyat di bohongi sebohong – bohongnya. Tipuan dan dusta jadi nyanyian, kebenaran dan kejujuran dinafikan
- Kebenaran pasti akan jadi pemenang. Karena kebenaran memiliki watak tidak bisa memudar oleh waktu dan tidak goyah oleh rekayasa kebohongan.
- Kebenaran tidak bergantung pada penerimaan manusia untuk menjadi benar, ia hanya menunggu waktu yang tepat untuk diakui sebagai kebenaran.
Sejarah telah membuktikan selalu terjadi pembela kebenaran di kalahkan untuk sementara waktu tetapi waktunya waktunya akan menang menggilas kebatilan, kebohongan dan kejahatan.
Kebenaran akan menapaki jalannya sendiri—tanpa sensasi, tanpa paksaan, akan menembus kabut dusta, rekayasa dan kebohongan.
Kebenaran tidak akan bisa di kalahkan, kekalahan kebenaran hanyalah ilusi sementara. Karena di ujung jalan, kebohongan akan kelelahan mempertahankan sandiwara, pada saat yang tepat kebenaran akan menyeruak menjadi kekuatan dahsyat menyapu meluluh lantakan kebatilan.
Dari diskusi itu sampai pada kesimpulan bahwa Jokowi boleh tepuk tangan dari hasil rekayasa culas , tapi ingat kebenaran tidak akan mencari tepuk tangan karena itu hak Tuhan. Karma atas perbuatannya sudah di depan pintuku, segera menerkam, tamatlah riwayatmu.
(FHD/NRS)