spot_img
Sabtu, April 27, 2024
spot_img

Jeritan Hati Para SPG ketika Mal akan Tutup Selama PPKM Darurat!

KNews.id- Presiden Joko Widodo memutuskan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat akan berlaku mulai hari ini, Sabtu (3/7/) hingga Selasa (20/7). Dengan penerapan tersebut, maka operasional pusat perbelanjaan atau mal ditutup hingga 20 Juli 2021.

Penutupan mal tersebut tak pelak membuat pekerja di mal atau sales promotion girl (SPG) menjerit. Apalagi selama pandemi ini, mereka tidak menerima upah secara penuh.

- Advertisement -

Jika nanti benar-benar mal ditutup, maka mereka tentu saja tidak bekerja. Bila tidak bekerja, maka tidak ada penghasilan yang bisa digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari hari.

Salah satu SPG produk kecantikan di Pakuwon Mall Surabaya, Ruliana mengaku kaget dengan keputusan pemerintah yang akan menutup mal. Menurutnya, keputusan itu sangat berat untuk bisa diterima. Sebab, saat ini gaji yang dia terima belum normal. Bahkan, jam kerja juga belum normal.

- Advertisement -

“Sudah diinfo (dari manajemen) akan ditutup (besok). Dan tidak dibayar sama sekali (selama outlet ditutup),” katanya, Jumat (2/7).

Terkait program bantuan sosial (bansos) bagi warga terdampak selama PPKM Darurat, hingga saat ini dirinya tidak pernah terdata untuk masuk dalam daftar penerima bantuan tersebut.

- Advertisement -

Dia berharap, pemerintah tidak melarang mal untuk buka. Sehingga, dirinya tetap bekerja dan bisa ada pemasukan.

“Kalau mal boleh buka, saya tetap ada pemasukan. Selama protokol kesehatan (prokes) tidak masalah mal buka,” harapnya.

Salah satu SPG produk kecantikan lainnya, Ika Yunita juga mengaku sedih dengan adanya penutupan mal. Namun dia tidak dapat berbuat banyak. Untuk mensiasati selama penutupan mal, manajamen perusahaan dimana dia bekerja, akan fokus pada penjualan online.

“Akan tetap dibayar (selama mal tutup). Nanti akan bekerja dari rumah dan melayani penjualan online,” ujarnya.

Menurutnya, ada perbedaan yang sangat mendasar antara berjualan secara online dan offline. Ketika berjualan secara offline, konsumen bisa merasakan langsung produk yang hendak mereka beli.

Sehingga, peluang produk itu terjual semakin tinggi. Berbeda dengan penjualan online, dimana konsumen hanya bisa melihat produk lewat layar handphone. Sehingga, penjualan agak susah.

“Penjualan selama ini lebih banyak secara offline,” katanya. (Ade/idx)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini