KNews.id- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berkomitmen menjaga kestabilan Pasar Modal Indonesia di tengah pandemi melalui berbagai kebijakan yang sudah dikeluarkan. OJK berkomitmen mendukung program percepatan pemulihan ekonomi nasional dan siap mengeluarkan kebijakan stimulus lanjutan.
Guncangan ekonomi yang mengarah pada resesi global tak terkecuali Indonesia sudah masuk pada zona resesi setelah pertumbuhan ekonomi nasional tercatat 3,49% pada kuartal ketiga.
Pertumbuhan ekonomi yang minus juga tergambar pada kinerja pasar modal Indonesia 2020. Kinerja pasar modal Indonesia mengalami tekanan yang sangat berat, IHSG berada di titik terendah di 3.400-an setelah berada di level 6.300-an di awal Januari 2020.
“Menghadapi pandemi covid 19 yang semakin meluas, Otoritas Jasa Keuangan telah mengeluarkan 35 kebijakan yang berfokus pada tiga hal, yakni relaksasi bagi pelaku industri pasar modal, pengendalian volatilitas dan menjaga kestabilan pasar modal dan sistem keuangan, serta kemudahan perizinan dan penyampaian dokumen serta pelaporan,” ungkap Deputi Komisioner Pengawasan Pasar Modal II OJK, Yunita Linda Sari, dalam program Financial Stability Review IDX Channel, Rabu (16/12).
Memasuki kuartal III dan kuartal IV, kinerja pasar modal Indonesia mulai membaik dan berangsur pulih. Bahkan pada perdagangan 14 Desember 2020, IHSG sudah kembali tembus di level 6.000 meskipun secara year to date IHSG masih tercatat minus lebih kurang 8,19%.
“Otoritas Jasa Keuangan berkomitmen kuat untuk mendukung program percepatan pemulihan ekonomi nasional dan siap mengeluarkan kebijakan stimulus lanjutan. Dalam menghadapi tantangan di 2021, OJK akan mengambil beberapa kebijakan dan trobosan dalam rangka mendukung pengembangan industri pasar modal agar lebih tangguh,” pungkas Yunita. (AHM)
