Oleh: Tarmidzi Yusuf, Pegiat Dakwah dan Sosial
KNews.id- Semrawutnya penanganan Covid-19, ambruknya keuangan negara dan pembiaran oleh negara masuknya ribuan TKA China komunis di masa PPKM Darurat menjadi puncak kegeraman internal kabinet dan beberapa kepala daerah. Beredar rumor, seorang Menteri senior Kabinet Jokowi – Ma’aruf Amin siap-siap hengkang dari kabinet. Kabarnya, menteri tersebut sudah mual dengan kondisi saat ini.
Sebelumnya, diam-diam banyak kepala daerah melakukan ‘pembangkangan’ terhadap penerapan PPKM Darurat yang dinilai tidak konsisten dan setengah hati. Masjid banyak ditutup dengan peniadaan kegiatan keagamaan. Sementara, TKA China komunis terus berdatangan masuk Indonesia.
Ketidakadilan inilah yang bisa memicu munculnya ghirah keagamaan para menteri, kepala daerah, dan rakyat untuk melakukan pembangkangan nasional. Saat rakyat sedang susah dan ditakut-takuti dengan panser oleh aparat dimasa PPKM Darurat. Pedagang dihujani semprotan air. Warung nasi diangkut makanannya.
Pada saat yang sama, negara membuka gerbang selebar-lebarnya bagi masuknya TKA RRC komunis. Rakyat terluka. Para menteri dan kepala daerah mulai terusik. Jokowi dan LBP seperti tutup mata dengan penderitaan rakyat. Ribuan rakyat tewas gara-gara Covid-19. Jutaan rakyat korban PHK dan menganggur selama masa Covid-19.
Wajar bila banyak kalangan curiga. PPKM Darurat menyimpan agenda terselubung. Diduga selama masa PPKM Darurat, banjirnya TKA RRC komunis erat kaitannya dengan agenda politik China komunis di Indonesia melalui LBP sebagai Koordinator PPKM Darurat.
Akibatnya, kabinet Jokowi – Ma’aruf Amin kocar kacir. Tidak solid. Antar menteri tidak kompak. Menteri bingung. Jokowi goyang. Sementara, mulai ada pembangkangan terhadap orang kepercayaan Jokowi, Luhut Binsar Panjaitan. Para menteri dan para kepala daerah mulai gerah dengan ‘kelakuan’ LBP yang sok kuasa dan sesuka hati.
Kebijakan Jokowi dan para menteri di masa PPKM Darurat banyak bikin blunder. Sebut saja soal rencana penjualan vaksin. Habis dicerca publik. Vaksin hibah. Tiba-tiba pemerintah mau jual vaksin. Indikasi negara lagi bokek.
Sisi lain, keuangan negara diambang collapse. Baso pun mau dipajak. Utang hanya untuk menutupi defisit APBN ribuan triliun. Belum lagi korupsi di era Jokowi makin menggila. KPK berhasil diamputasi. Jokowi benar-benar ‘BPJS’, ‘Berjalannya Pemerintahan Jokowi Sempoyongan’.
Isunya, mahasiswa dan elemen Islam sudah ancang-ancang untuk melengserkan Jokowi yang sudah sempoyongan. Kabarnya. Persis cenario turunnya Bapak Pembangunan Indonesia, Presiden Soeharto tahun 1998. Menteri Senior mundur diikuti beberapa menteri mengundurkan diri.
Benarkah? Wallahua’lam bish-shawab. (AHM/SN)
