spot_img
Senin, April 29, 2024
spot_img

Ini Alasan Salwan Momika Bakar Al-Quran

KNews.id Pembakaran secara sengaja kitab suci Al-Quran kembali terjadi di Swedia. Kali ini dilakukan oleh pria berdarah Arab, Salwan Momika.

Pria berusia 37 tahun itu dituduh melakukan kejahatan rasial. Ia menggunakan izin yang telah disetujui sebelumnya dari pejabat kota Stockholm untuk membakar halaman-halaman Alquran di luar masjid pusat kota, selama perayaan Idul Adha, 28 Juni 2023. Insiden tersebut memicu kecaman segera dari negara-negara termasuk Amerika Serikat (AS), Yordania, Iran, dan Uni Emirat Arab (UEA). Mereka menyatakan rasa marah akibat serangkaian pembakaran Alquran yang terus berlanjut di negeri itu.

- Advertisement -

Lalu, siapa Salwan Momika?

Salwan bernama lengkap Salwan Sabah Matti Momika. Ia merupakan pengungsi Irak yang bermigrasi ke Swedia sekitar lima tahun lalu. Pria itu melarikan diri dari Irak ke Swedia beberapa tahun lalu dan tinggal di kota Järna di Södertälje, Stockholm County. Salwan hingga kini masih warga negara Irak.

- Advertisement -

“Demonstrasi saya akan berlangsung pada hari pertama Idul Adha. Demonstrasi saya akan dilakukan di depan masjid besar di Stockholm di mana saya akan membakar Al-Quran,” katanya dalam sebuah video sebelum pembakaran dimuat Shafaq.com, Selasa (4/7/2023). “Orang yang saya cintai, yang tinggal di Stockholm, dan ingin berpartisipasi dalam demonstrasi, dan berkontribusi baik secara finansial maupun emosional, informasi saya ada di bawah,” tambahnya di video diakhiri dengan ciuman.

“Ini adalah demokrasi. Ini berbahaya jika mereka memberitahu kita bahwa kita tidak bisa melakukan ini,” katanya.

- Advertisement -

la sempat berujar bahwa dirinya seorang ateis. Ia mengatakan pihaknya melakukan demonstrasi ini setelah tiga bulan pertempuran hukum di pengadilan. “Buku ini harus dilarang di dunia karena bahaya yang ditimbulkannya terhadap demokrasi, etika, nilai-nilai kemanusiaan, hak asasi manusia, dan hak-hak perempuan,” ujarnya lagi menyebut Alquran. “Itu tidak berfungsi di zaman dan zaman ini,” katanya.

Aksi itu menimbulkan sejumlah reaksi. Muslim Irak turun ke jalan di luar kedutaan Swedia di Baghdad. Reaksi juga muncul di Turki, negara anggota NATO yang telah menghalangi tawaran Swedia ke pakta pertahanan itu. Swedia yang bertetangga keduanya secara resmi mendaftar untuk bergabung dengan blok tersebut setelah Rusia melancarkan serangan ke Ukraina. Menteri luar negeri Turki Hakan Fidan mengutuk protes dan menyebutnya sebagai ‘tindakan keji’. Ia mencap hal tersebut bukan kebebasan berekspresi. (Zs/CNBC)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini