Disamping itu, rata-rata harga jual mengalami kenaikan meski tidak setinggi kuartal sebelumnya, mengingat sebagian pelaku UMKM tidak menaikkan harga jual agar volume penjualannya tidak semakin tergerus. Dengan volume penjualan yang terbatas dan kenaikan harga jual yang lebih kecil, membuat omset penjualan ikut menurun.
Selanjutnya, dengan harga bahan baku yang meningkat dan penjualan yang melemah, membuat pertumbuhan pemesanan dan persediaan barang input serta persediaan barang menjadi melambat. Di tengah tantangan tersebut, komponen investasi usaha tetap meningkat sejalan dengan optimisme perekonomian Indonesia yang diperkirakan akan tetap baik kedepan.
Dilihat secara sektoral, bisnis UMKM masih mampu tumbuh terbatas, kecuali sektor pertanian. Penurunan bisnis UMKM sektor pertanian disebabkan oleh harga barang input yang relatif tinggi dan sulit didapat, adanya serangan penyakit pada ternak dan hama tanaman, faktor cuaca yang kurang kondusif, dan harga beberapa komoditas perkebunan yang menurun seperti karet dan kelapa sawit.
Sementara itu, sektor hotel dan restoran mengalami perlambatan pertumbuhan karena tingkat penjualan kembali ke level normal setelah berlalunya periode lebaran serta daya beli masyarakat yang menurun.