spot_img
Sabtu, April 27, 2024
spot_img

Incar Kredit Tumbuh Sepuluh Persen, BNI Fokus di Segmen Korporasi

KNews.id-PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI berkomitmen untuk menjaga pertumbuhan kredit hingga akhir tahun ini berada di kisaran 7% hingga 10%, dengan segmen korporasi menjadi salah satu motor pertumbuhan.

Dalam rangka mendukung pemulihan ekonomi nasional, BNI mencatat banyak korporasi yang semakin adaptif dan terus semakin kuat menjadi katalis pemulihan ekonomi. Target utama BNI adalah nasabah-nasabah unggulan di masing-masing sektor, beserta dengan value chain business partnernya.

- Advertisement -

Direktur Corporate & International Banking BNI Silvano Rumantir menyampaikan, bahwa fokus BNI untuk ekspansi kepada nasabah blue chip dilakukan sejalan dengan kebijakan strategis yang sudah ditetapkan dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) dengan kebijakan manajemen risiko yang prudent.

Menurutnya, pertumbuhan bisnis segmen korporasi memberikan multiplier effect yang besar terhadap ekonomi dan dalam jangka panjang serta dapat menghasilkan portofolio bisnis yang berkelanjutan bagi perseroan.

- Advertisement -

Pada semester pertama 2022 ini, BNI berhasil mencatatkan outstanding kredit korporasi sebesar Rp311,2 triliun, atau naik 8,28% secara tahunan (YoY) terutama didorong oleh pertumbuhan di segmen korporasi blue chip. Momentum penyaluran kredit korporasi BNI dalam beberapa kuartal terakhir semakin membaik dimana penyaluran kredit selama kuartal 2 di tahun ini merupakan yang tertinggi pasca pandemi.

Ia meyakini, momentum ini masih akan berlanjut di semester kedua tahun ini. Dirinya melihat masih banyak peluang yang bisa digarap di segmen korporasi. Pertumbuhan domestic consumption yang relatif kuat akan mendorong perusahaan di berbagai sektor untuk melakukan ekspansi bisnis. Hal ini juga tercermin dari indicator PMI (Purchasing Managers’ Index) yang senantiasa di atas angka 50, artinya secara umum perusahaan dalam fase ekspansi.

- Advertisement -

“Terkait tactical portfolio allocation, kami melihat sektor FMCG, telekomunikasi dan kesehatan sebagai sektor yang defensif dari sisi risiko, namun memiliki potensi pertumbuhan yang besar. Tentunya kami juga perlu waspada terhadap perkembangan ekonomi global yang mulai berimbas ke Indonesia, terutama dari sisi volatilitas nilai tukar dan imported inflation yang mulai terlihat di produk BBM,” ujar Silvano, Rabu, 7 September 2022.

Selain itu, Silvano melanjutkan, dengan semakin kompleksnya kebutuhan bisnis nasabah korporasi yang telah Go Global, BNI menyadari tidak sekadar menawarkan solusi yang biasa, tetapi solusi yang lebih kompleks dengan kapabilitas Investment Banking yang terus ditingkatkan.

Terlebih, BNI telah berhasil merampungkan pendirian operasional BNI Sekuritas di Singapura serta menarik talent-talent global yang menjadi spesialis di bisnis sindikasi dan investment di cabang-cabang luar negeri.

Solusi komprehensif seperti payment dan collection, supply chain financing, trade finance, garansi bank, dan remittance, juga siap diberikan melalui Platform Digital BNIDirect bagi nasabah korporasi beserta value chain-nya guna menciptakan economies of scale yang lebih baik.

“Ekspansi kami di bisnis internasional merupakan salah satu area yang akan terus kami explore untuk dapat mengoptimalkan jaringan global yang telah kami miliki untuk membentuk suatu ekosistem di pasar global bagi nasabah korporasi kami beserta value chain-nya, yang ke depannya kami harapkan dapat men-generate lebih banyak revenue bagi BNI,” pungkasnya. (Ach/Ibn)

Pembangunan infrastruktur pelabuhan juga terbukti mampu memberikan efek ganda pada kehidupan masyarakat. Djoko mencontohkan wilayah Kabupaten Asmat yang mampu meningkatkan ekonomi daerah dengan adanya tol laut. “Pelabuhan juga, saya ke Asmat, tol laut sudah masuk sana. Makmur Asmat itu,” kata Djoko.

Selain akses jalan yang dibangun di wilayah perbatasan, ada juga pembangunan pos lintas batas negara (PLBN) yang nantinya mejadi kantong-kantong kegiatan ekonomi baru.

“PLBN-PLBN itu pusat kegiatan ekonomi yang tumbuh nanti di daerah perbatasan. Asalkan Kemenhub langsung membuat bis perintis. Biar tumbuh ekonominya,” tegas akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata itu.

Akses yang semakin mudah juga menjadi pendorong masyarakat untuk bepergian dan secara otomatis menggerakkan ekonomi. “Tolnya saja. Orang di Jawa, penerbangan mahal, orang bisa naik kereta, darat juga bisa. Menyeberang ke Sumatera itu juga banyak orang Jawa naik bis atau bawa mobil sendiri. Karena lebih mudah, lebih mudah aksesnya,” tandasnya.

Pandangan berbeda disampaikan Kepala Pusat Makro Ekonomi dan Keuangan Indef Rizal Taufiqurrahman mengatakan, Ibukota Negara Baru Nusantara (IKN) tidak akan memberikan multiplier efek dalam mendorong perekonomian Indonesia.

“Kalau bicara PSN kan multiplier effect terhadap ekonomi, IKN kan bukan untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi in direct, untuk percepatan ekonomi tetapi bagaimana IKN ini bisa menjadi backbone administrasi dan tata kelola negara,” sebut Rizal.

“Saya memandang, IKN akan jadi PSN atau tidak, dalam jangka pendek apalagi menengah tidak akan memberikan akselerasi terhadap pertumbuhan ekonomi kita yang sedang diperjuangkan,“ tambah Rizal.

Kemudian, pemerintah juga perlu mempertimbangkan proyek-proyek infrastruktur yang ada. Misalnya, apakah pembangunan jalan tol trans yang sudah ada, membawa dampak bagi masyarakat sekitar dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

”Pemerintah, seyogyanya infrastruktur tentang kondisi ini mestinya hold dulu, infrastruktur dan evaluasi dampak dan efektivitas dampak dan kebijakan ini,” ungkap Rizal.

Dia menyontohkan, dengan kondisi sekarang, harga BBM naik, kemudian harga tol trans yang baru umumnya mahal, sehingga perusahaan angkutan barang lebih memilih opsi yang lebih ekonomis.

“Ini akan menjadi dilematis bagi para pengusaha logistik, angkutan darat yang menggunakan fasilitas tol, terutama untuk komoditas strategis, komoditas pangan yang mempengaruhi volatile harga,” tandas Rizal.

Sebelumnya Airlangga yang juga Ketum Golkar ini menyampaikan, bahwa Presiden Joko Widodo meminta IKN masuk dalam PSN. Anggaran untuk pembangunan IKN diperkirakan sebesar Rp446 triliun. Dana ini sangat besar, apalagi di tengah kondisi perekonomian baik global maupun nasional. (Ach/Ibn)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini