spot_img
Jumat, April 26, 2024
spot_img

Hasil Olah TKP di Kediaman Ferdy Sambo, Polri Sampaikan Keterangan Berbeda

KNews – Hasil olah TKP di kediaman Ferdy Sambo, polri sampaikan keterangan berbeda. Banyak keterangan terkait kasus penembakan terhadap Brigadir Yosua di kediaman Kadiv Propam Irjen Pol Ferdy Sambo yang berubah setelah tim satgas menjalankan tugasnya.

Salah satunya ada perbedaan jumlah amunisi setelah melakukan pendalaman lewat olah TKP (tempat kejadian perkara). Dari sebelumnya 12 kali tembakan, ternyata hanya ditemukan sepuluh proyektil.

- Advertisement -

Perinciannya, enam peluru dilepaskan oleh pistol yang disebut dipegang oleh Brigadir Yosua, sementara Bharada E hanya empat tembakan.

Sebelumnya disebutkan bahwa Brigadir Yosua melepaskan tujuh tembakan dan Bharada E lima tembakan.

- Advertisement -

Tim khusus tersebut juga menemukan campur tangan kelompok lain yang berakibat pada rusaknya sejumlah bukti.

Termasuk closed circuit television (CCTV) di rumah dan CCTV di pos keamanan perumahan. Informasi yang diterima Jawa Pos (grup FAJAR), olah TKP lanjutan sudah dilakukan dua kali. Yakni, pada Selasa (12/7) malam hingga Rabu (13/7) dini hari. Kedua, dilanjutkan pada Rabu (13/7) pagi.

- Advertisement -

Dalam olah TKP lanjutan pertama, Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto, yang merupakan anggota tim gabungan bentukan Polri, turut datang ke rumah singgah Irjen Pol Ferdy Sambo di Komplek Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan. Saat itu Agus ditemani Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombespol Budhi Herdi Susianto.

Secara resmi, Polri belum mengungkap hasil olah TKP itu. Namun, seorang perwira polisi menyebutkan temuan yang relatif baru.

Selain jumlah proyektil, satgas juga menemukan perbedaan jumlah luka di tubuh Brigpol Yosua.

Menurut sumber itu, ada 7 bekas luka tembakan masuk ke badan dan 6 luka keluaran proyektil.

Satu tembakan diduga masih bersarang di tubuh brigadir asal Jambi tersebut. ’’Itu yang membuat jumlah bekas luka keluaran lebih banyak dari luka masukan,’’ jelasnya.

Untuk luka-luka di wajah, khususnya mata kanan dan jari tangan yang terluka hingga hampir terputus, dipastikan merupakan luka akibat ricochet atau pantulan pecahan peluru.

’’Misalnya, proyektil peluru yang mengenai bahu, kemudian pecah. Pecahan proyektil itulah yang mengenai area mata,’’ tuturnya. Karena luka itu membekas terlihat seperti garis, muncul spekulasi adanya sayatan.

Temuan itu tentu berbeda dengan yang diungkapkan secara resmi oleh Polri pada Senin (11/7). Di awal, Polri menyatakan bahwa Bharada E melepaskan empat tembakan.

Sumber Jawa Pos menyebut bahwa hal itu masih didalami. ’’Ini masih sementara,’’ ungkapnya.

Diakui sumber tersebut, barang bukti di lapangan memang minim. Misalnya, CCTV dan ponsel milik Brigpol Yosua.

Dua alat bukti itu belum berhasil diperoleh. Sebab, dekoder CCTV di rumah Sambo sudah diganti.

Sementara itu, ponsel Yosua diduga ’’diamankan’’ oleh pihak lain. ’’Saya tidak tahu persisnya di mana dekoder aslinya,’’ ungkapnya.

Tim khusus juga menelusuri kemungkinan Ferdy Sambo berada di TKP saat kejadian tersebut. Sejauh ini, saksi menyebutkan bahwa saat kejadian itu, dia tengah menjalani tes PCR di luar.

’’Tapi, ada kemungkinan bahwa yang bersangkutan (Sambo, Red) ada di rumah. Ada sejumlah petunjuk untuk itu, namun masih ditelusuri,’’ tuturnya.

Saat dikonfirmasi terkait temuan tim khusus itu, Kadivhumas Polri Irjen Dedi Prasetyo mengatakan bahwa semua masih didalami. Seluruh kemungkinan masih terbuka.

Ditambah, menurut Kabagpenum Divhumas Polri Kombespol Nurul Azizah, saat ini belum ada informasi terkait tim khusus.

Namun, setiap perkembangan kegiatan dari tim khusus tersebut akan dilaporkan secara terbuka.

Pasalnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah berkomitmen menyelesaikan masalah itu secara objektif, transparan, dan akuntabel. Dengan scientific crime investigation sebagai pijakannya.

Di sisi lain, pakar hukum pidana Trisakti Abdul Fickar Hadjar yakin bahwa kasus itu adalah pembunuhan yang disengaja.

Namun, dia pesimistis motifnya akan terungkap secara gamblang. ’’Karena laporan polisi baru ditempuh dua hari kemudian,’’ jelasnya.

Kalau pembuktian terhadap pelaku, lanjutnya, sudah jelas ada korban, pelaku, dan senjatanya.

Namun, untuk pembuktian CCTV, seharusnya ada catatan. Paling tidak di bagian logistik atau peralatan Polri. “Itu kan rumah dinas,” terangnya kemarin.

Di tengah drama penembakan itu, kemarin muncul isu mutasi atau pencopotan terhadap Kadivpropam Irjen Ferdy Sambo.

Informasi tersebut beredar di kalangan media sejak Kamis pagi. Saat dikonfirmasi, Kombespol Nurul Azizah mengaku belum mendapat informasi soal hal itu. (RKZ/fajar)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini