spot_img
Jumat, Maret 29, 2024
spot_img

Harga Sembako Rontok, Ramalan Ngeri Sri Mulyani Terbukti!

KNews.id- Bank Indonesia (BI) memperkirakan laju inflasi bulan ini sangat lambat, bahkan hampir mendatar. Apakah ini pertanda permintaan masyarakat lesu akibat kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat?.

Berdasarkan Survei Pemantauan Harga (SPH) hingga pekan III, MH Thamrin memperkirakan inflasi Juli 2021 sebesar 0,01% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm). Ini membuat inflasi sepanjang 2021 (year-to-date/ytd) menjadi 0,75% dan inflasi tahunan (year-on-year/yoy) sebesar 1,45%.

- Advertisement -

“Penyumbang utama inflasi Juli 2021 sampai dengan minggu ketiga yaitu komoditas cabai rawit sebesar 0,03% (mtm), tomat, kangkung, bawang merah, bayam, kacang panjang dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01% (mtm). Sementara itu, beberapa komoditas mengalami deflasi, antara lain daging ayam ras sebesar -0,08% (mtm), telur ayam ras sebesar -0,03% (mtm), emas perhiasan sebesar -0,02% (mtm), jeruk sebesar -0,02% (mtm), cabai merah dan kentang masing-masing sebesar -0,01% (mtm),” sebut keterangan tertulis BI.

Mengutip data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), harga cabai rawit merah per 16 Juli 2021 adalah Rp 71.100/kg. Dibandingkan dengan posisi akhir Juni, naik 6,92%. Harga cabai rawit hijau juga naik, tetapi lebih landai. Per 16 Juli 2021, harga komoditas ini adalah Rp 46.900/kg, naik 1,19% dibandingkan akhir bulan lalu.

- Advertisement -

Kemudian harga bawang merah sedang pada akhir pekan lalu tercatat Rp 32.700/kg. Naik 3,15% dari posisi akhir Juni. Malah harga beras yang terpantau mengalami penurunan. Pada 16 Juli 2021, harga rata-rata nasional komoditas ini adalah Rp 11.650/kg. Turun tipis 0,85% dari posisi akhir Juni. Harga telur ayam ras juga turun. Per 16 Juli 2021, harganya ada di Rp 25.450/kg. Berkurang 0,97% dari akhir bulan lalu. Harga daging ayam ras pun turun. Per 16 Juli 2021, harganya adala Rp 33.200/kg, turun 8,53% dari akhir bulan lalu.

Penurunan harga di berbagai jenis kebutuhan pokok tersebut sepertinya menjadi dampak yang nyata dari penerapan PPKM Darurat. Masyarakat yang #dirumahaja membuat permintaan berkurang.

- Advertisement -

“Data bulanan menggambarkan jeda. Namun penurunan PMI (Purchasing Managers’ Index) manufaktur pada Juni 2021 menggambarkan kekhawatiran soal perlambatan permintaan. Konsumsi dan investasi menjadi sangat tidak pasti dengan pembatasan baru ini,” sebut Radhika Rao, Ekonom DBS, dalam risetnya.

DBS memperkirakan ekonomi Indonesia pada 2021 tumbuh di kisaran 4%. Risiko perlambatan ekonomi ini membuat rencana normalisasi kebijakan menjadi ditinggalkan untuk sementara.

Sebelumnya, BI juga sudah memberi wanti-wanti soal dampak PPKM Darurat terhadap perekonomian. Ini akan terlihat di data Saldo Bersih Tertimbang (SBT) dan Prompt Manufacturing Index yang mencerminkan kinerja dunia usaha.

“Bank Indonesia akan terus mencermati dampak penerapan PPKM Darurat yang kemungkinan berimbas terhadap kinerja kegiatan dunia usaha pada triwulan III 2021. Responden memprakirakan kegiatan usaha melambat pada triwulan III 2021 dibandingkan dengan capaian pada triwulan II 2021 meski masih positif dengan SBT sebesar 9,77%. Kinerja sektor Industri Pengolahan berpotensi melambat pada triwulan III 2021 dengan prakiraan angka PMI-BI sebesar 49,89%, lebih rendah dari capaian pada triwulan sebelumnya,” demikian sebut laporan BI.

Pemerintah pun memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi 2021 dari 4,5-5,3% menjadi 3,7-4,5%. Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, lonjakan kasus positif corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) yang kemudian diiringi dengan PPKM Darurat adalah risiko yang nyata bagi perekonomian Ibu Pertiwi. Konsumsi rumah tangga, yang merupakan tulang punggung pertumbuhan ekonomi, akan melambat.

“Varian Covid-19 yang terus berubah dan ini menimbulkan ancaman. Jadi, (yang dibuat pemerintah) skenario moderat dan berat. Belum memasukkan skenario yang lebih berat,” kata Sri Mulyani dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR. (Ade/cnbc)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini