spot_img
Sabtu, April 20, 2024
spot_img

Hanya Pemimpin Negara Berdarah Komunis yang akan Mengabaikan Bangkitnya Komunis Gaya Baru!

Oleh: Sutoyo Abadi (Koordinator Kajian Politik Merah Putih)

KNews.id- Warga Tionghoa sangat memegang teguh seni perang ajaran dan filsafat Sun Tsu. Dipelajari dan dipraktekkan dengan tekun dan sungguh-sungguh. Politik bisnis : bahwa bisnis itu perang. Kalau pasar adalah medan perang maka diperlukan strategi dan taktik.

- Advertisement -

Sun Tsu menulis: “Serang mereka di saat mereka tak menduganya, di saat mereka lengah. Haruslah agar kau tak terlihat. Misteriuslah Agar kau tak teraba. Maka kau akan kuasai nasib lawanmu. Gunakan mata-mata dan pengelabuhan dalam setiap usaha. _Segenap hidup ini dilandaskan pada tipuan.

Satu dari 36 teori Sun Tsu (jie dao sha ren) – “Bunuh dengan pisau pinjaman. Pinjam tangan orang-orang lain untuk membunuh musuhnya”. Dalam strategi dagang, baik berupa investasi, operasi bisnis ini, juga diperlukan penyamaran. Semua harus dilakukan secara halus dan terduga. Tujuannya bisa cengkerama ekonomi dan merambah ke ranah politik.

- Advertisement -

Serangan ekonomi via kekuatan Oligargi di Indonesia mendekati sempurna sampai penguasaan tanah : Bahwa laporan Bank Dunia pada 15 Desember 2015, sebanyak 74 persen tanah di Indonesia dikuasai oleh 0,2 persen penduduk ini pemilikan tanah paling ekstrim di dunia.

Ranah politik via amandemen UUD 45 menjadi UUD 2002 yang hakekatnya telah merubah UUD 45 dan hilangnya falsafah dan Pancasila . Target warga China harus bisa jadi Presiden Indonesia. Mereka sudah berhasil mengubah psl 6 (1) UUD 45 adalah prestasi gemilang sebagai pintu masuk China sebagai penguasa di Indonesia.

- Advertisement -

Keadaan yang sangat penyakitkan ketika pribumi sedang terus terkena gempuran, keluarlah Instruksi Presiden  Nomor 27 Tahun 1998 tentang Penghentian Penggunaan Istilah Pribumi dan Non Pribumi. Sebuah Keputusan yang menghilangkan akar sejarah terbentuknya NKRI.

Seni perang tanpa senjata  telah berjalan dalam waktu panjang dan China konsisten untuk mencapai tujuannya menguasai Indonesia. Kebijakan China perantauan  meliputi: ekonomi, budaya, dan politik. China sudah masuk untuk tujuan imperium di Indonesia.

Sifat ekspansionisme dan semangatnya dalam geopolitik adalah bagian dari konsep China Raya, mereka butuh tanah baru. Telah masuk berbondong bondong TKA China ( banyak pengamat mereka adalah tentara merah ) leluasa masuk tanpa hambatan bahkan karpet merah telah di sediakan oleh rezim saat ini dengan dalih paket investasi.

Benar benar Indonesia telah jebol. China sangat berusaha menghindari terjadinya perang di Indonesia bukan karena takut atau akan gagal apabila perang fisik dengan senjata terjadi, tetapi strategi melumpuhkan perang tanpa senjata adalah strategi jitu yang telah terjadi.

Sejalan dengan sukses RRC menguasai Indonesia saat ini sesungguhnya sebuah strategi yang sudah terbaca jauh sebelumnya oleh Jendral Sarwo Edhie Wibowo, dalam kurun waktu 35 sampai 35 tahun PKI akan bangkit kembali.

Sarwo Edhi Wibowo sangat memahami bahaya PKI dan strategi  Mao Zedong yang terkenal kejam ini berkata, “Politik adalah sebuah peperangan besar tanpa pertumpahan darah. Sedangkan Perang adalah peperangan dengan pertumparan darah..”

Ini tidak bisa ditafsirkan RRC sebagai kekuatan dibalik PKI tidak siap perang secara fisik dengan senjata. Fakta kekuatan China kalau keadaan memaksa hanya dalam waktu singkat akan mampu melumatkan Indonesia.

China memiliki militer terbesar kedua di dunia. China memiliki tentara tetap terbesar di dunia. China memiliki angkatan laut terbesar di dunia secara numerik. China adalah satu-satunya negara lain yang mampu membangun supercarrier.

China memiliki rudal hipersonik operasional; bahkan AS tidak. China melampaui AS dalam banyak bidang teknologi, khususnya, 5G/6G.  China berada di garis depan eksplorasi ruang angkasa dengan penjelajah di Mars dan stasiun luar angkasa internasionalnya sendiri. Kebangkitan PKI Gaya Baru dengan dukungan full militer RRC akan bisa melumpuhkan Indonesia dalam waktu singkat. Hanya pemimpin negara berdarah komunis yang akan mengabaikan ancaman ini.

Mantan menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu kecewa kepada pihak yang selalu membantah adanya bahaya laten dari kebangkitan Partai Komunis Indonesia. Mereka bilang enggak ada lagi bahaya laten PKI. Eh, sekarang ada lagi. Mungkin jangan-jangan dia kali yang komunis, ujar Ryamizard dalam acara Silaturahmi Purnawirawan TNI/Polri serta Organisasi Masyarakat Keagamaan dan Kepemudaan di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Jumat, 13 Mei 2016. (AHM)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini