KNews.id- Indonesia sepertinya menjadi salah satu negara yang sangat diharapkan dalam menyelesaikan masalah di Gaza. Terlebih pemimpin kelompok Hamas, Ismail Haniyeh telah mengirim surat kepada presiden Jokowi agar RI membuat dukungan sebagai negara muslim.
“Kami mengajak Anda untuk segera bertindak dan menggalang dukungan dari negara Arab, Muslim dan dunia dan menyatakan sikap secara jelas dan tegas meminta penjajah Israel segera menghentikan serangan dan teror terhadap Jalur Gaza yang dikepung,” demikian isi surat Haniyeh kepada Jokowi, seperti dikutip dari Anadolu Agency, hari ini.
Selain itu, Haniyeh juga meminta Jokowi menekan Israel agar berhenti melakukan pelanggaran dan kekerasan di Yerusalem serta seluruh penduduknya. Adapun bentuk pelanggaran Israel itu antara lain mendirikan pemukiman ilegal, memaksa menggusur penduduk Palestina yang bermukim di kawasan Sheikh Jarrah, dan tindakan diskriminasi rasial.
Tak hanya itu, Haniyeh juga meminta Jokowi mendesak Israel segera angkat kaki dari kompleks Masjid Al-Aqsa yang disucikan dan tidak melanggar hak kaum Muslim yang hendak beribadah di sana.
Sebagai informasi, hingga hari ini jumlah penduduk Jalur Gaza, Palestina, yang tewas akibat serangan Israel sampai saat ini mencapai 228 orang, diantaranya ada 64 anak-anak dan 38 perempuan. Sedangkan korban luka mencapai 1.620 orang.
Sedangkan jumlah korban meninggal dalam bentrokan antara aparat Israel dan penduduk Palestina di Tepi Barat sampai saat ini mencapai 28 jiwa, termasuk empat anak-anak. Sedangkan jumlah korban meninggal di pihak Israel akibat serangan roket milisi Palestina dari Jalur Gaza mencapai 12 orang.
Namun, di Indonesia sendiri, tampaknya Jokowi masih sibuk memikirkan proyek infrastruktur, bahkan beberapa hari lalu Jokowi melakukan kesalahan fatal dengan menyebut Padang sebagai Provinsi.
Dimana hal ini terjadi saat peninjauan Jalan Tol Trans Sumatera untuk ruas Pekanbaru-Padang, Seksi Pekanbaru-Bangkinang, Kota Pekanbaru, Rabu (19/5). Ironisnya Padang adalah ibu kota dari Provinsi Sumatera Barat. (AHM/bcra)
