KNews.id- Seorang hakim di Baghdad, Irak, menerbitkan surat perintah penangkapan terhadap Presiden Amerika Serikat Donald Trump atas pembunuhan seorang tokoh milisi negara itu. Tokoh Irak tersebut, Abu Mahdi al-Muhandi, ikut tewas dalam operasi pembunuhan terhadap Jenderal Iran Qasem Soleimani yang sedang berkunjung tahun lalu.
Al-Muhandi adalah wakil ketua Angkatan Mobilisasi Rakyat (Popular Mobilization Forces/PMF), yang tewas dalam serangan drone Amerika pada 3 Januari 2020.
“Setelah menuntaskan prosedur penyelidikan, hakim memutuskan untuk menerbitkan surat perintah penangkapan terhadap Presiden Amerika Serikat Donald Trump,” bunyi pernyataan resmi yang dirilis Mahkamah Agung Irak, Kamis (7/1).
“Prosedur penyelidikan akan dilanjutkan untuk menemukan pelaku lain dalam pidana ini, apakah mereka warga Irak atau warga negara asing,” lebih lanjut dikatakan.
PMF adalah kelompok milisi berafiliasi Syiah yang didukung Iran, negara tetangga Irak. Ormas ini diakui keberadaannya menurut UU Irak tahun 2016 sebagai angkatan bersenjata independen yang bertanggung jawab kepada perdana menteri. Iran juga menerbitkan surat perintah penangkapan kepada Trump terkait kasus yang sama, menurut Kantor Berita Fars, Iran.
Soleimani, dulunya ketua Garda Revolusi Iran, adalah tokoh yang berperan di balik hadirnya pasukan Iran di Irak, Suriah, dan Yaman. Garda Revolusi Iran dimasukkan dalam daftar kelompok teroris oleh negara-negara Barat.
Usai serangan drone itu, Trump hadir dalam acara pengumpulan dana di Florida dan menggambarkan keberhasilan operasi dengan kalimat: “Bayar satu dapat dua”. Dia menyebut Soleimani sebagai “teroris utama yang seharusnya tetap tinggal di negaranya sendiri”.
Jaksa Agung Iran Ali Alqasi Mehr mengatakan Trump akan diadili setelah masa jabatannya berakhir, tulis Fars. Pekan lalu, dalam peringatan satu tahun terbunuhnya Soleimani dan al-Muhandi, massa berteriak: “Allah Maha Besar, America setan besar.”. (Ikh)
Sumber: CNN
