spot_img
Sabtu, April 27, 2024
spot_img

Guru Besar ITS: UU IKN Melegalkan Tuyul Investor Kuning dari Utara Melakukan Pencurian

KNews.id- UU Ibu Kota Negara (IKN) yang disahkan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) melegalkan tuyul investor kuning dari Utara melakukan pencurian di kawasan Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur (Kaltim).

“UU Ibu Kota Negara melegalkan rencana pencurian kawasan Penajam Paser Utara dari masyarakat Paser oleh para tuyul investor kuning dari Utara,” kata Guru Besar ITS Prof Daniel Mohammad Rosyid dalam artikel berjudul “Tuyulkrasi”

- Advertisement -

Kata Daniel, pentuyulan ini digerakkan oleh kaum sekuler kiri radikal yang menunggangi kaum nasionalis sebagai useful idiots. Menurut Daniel, serangkaian perubahan pada UUD45 menjadi UUD2002 oleh MPR hasil reformasi adalah proses pencurian kedaulatan rakyat. Aneh bin ajaib MPR justru menyetujui pencurian kewenangannya sendiri. Mustahil ini terjadi tanpa aksi para tuyul.

Namun kaum sekuler kiri radikal sukses membangun dongeng seolah Pancasila masih ada. Lagi-lagi menggunakan kaum sekuler nasionalis sebagai useful idiots. Anehnya banyak orang percaya atas dongeng thuyul ini.

- Advertisement -

Ia mengatakan, berkembang wacana seolah Pancasila sedang terancam oleh kelompok radikal Islam yang anti-Pancasila.

“Sejak pencurian kedaulatan rakyat itu, deformasi kehidupan bernegara melalui berbagai maladministrasi publik terjadi begitu saja tanpa check and balances yang berarti oleh DPR,” jelasnya.

- Advertisement -

Pada saat sebagian besar kelompok oposisi masih bermimpi bisa mengganti rezim tuyul saat ini melalui partai politik dan pemilu, ketahuilah bahwa kelompok sekuler kiri radikal telah merampok kedaulatan rakyat Republik ini sejak amandemen atas UUD 45.

Lagi-lagi dengan bantuan useful idiots dari kaum nasionalis. Negara ini bukan lagi negara hukum, tapi sudah menjadi negara kekuasaan setelah etika dicuri thuyul dari partai politik.

“Partai politik bukan lagi penyambung lidah rakyat. Suara rakyat dicuri para thuyul di bilik-bilik suara Pemilu, sehingga tidak pernah sampai ke parlemen. Begitulah, suara parlemen saat ini adalah suara para thuyul dan tanpa terasa rakyat sudah kehilangan kedaulatannya,” pungkasnya. (AHM/SN)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini