“Kalau bisa sampai dengan seluruhnya 100%, maka punya captive 3 juta keluarga dan kalau ini dikapitalisasi pasti gede banget. Bahkan menurut saya lebih gede daripada Bank DKI. Sebagai orang market, saya tahu ini pasti size-nya akan menjadi lebih besar,” terang Pramono.
Dia juga meyakini bahwa membawa BUMD seperti PAM Jaya ke pasar modal dapat meningkatkan pengawasan perusahaan. “Maka dengan cara-cara seperti ini saya juga yakin, mengawasi orang banyak akan lebih baik dibandingkan hanya diawasi oleh gubernur maupun wakil gubernur,” ujar Pramono.
Diberitakan sebelumnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta mengakui masih mempertimbangkan langkah strategis terkait rencana penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) PAM Jaya.
Gubernur Jakarta Pramono Anung menyatakan pihaknya sedang mempertimbangkan apakah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) tersebut akan menggandeng mitra strategis terlebih dahulu sebelum melantai di bursa, atau langsung melakukan penawaran umum perdana (IPO) dahulu.
“Problem utamanya adalah apakah sebelum IPO melakukan aliansi strategis atau IPO duluan. Nah itu yang kemarin kami dengan Pak Dirut sudah rapat secara detail saya belum memutuskan,” turur Pramono ketika ditemui di Duren Sawit, Jakarta Timur, Selasa (6/5/2025).
Meski demikian, Pramono tetap meminta agar PAM Jaya tidak takut untuk melakukan IPO jika memang nantinya sudah siap. Lebih lanjut, kata Pramono, berbagai alternatif tersebut muncul karena perusahaan tengah dikembangkan.