spot_img
Jumat, April 26, 2024
spot_img

Gubernur BI ke Jokowi: Inflasi Pangan 11,47 Persen, Harusnya Tak Lebih dari 5 Persen

KNews.id-Presiden Joko Widodo (Jokowi) memimpin langsung Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi di Bank Indonesia (BI). Dalam laporannya, Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan inflasi 2022 diperkirakan berisiko melebihi target yang ditetapkan yakni 3 persen plus minus 1 persen.

“Inflasi Juli 2022 mencapai 4,94 persen masih lebih rendah dari negara lain, tapi melebihi dari batas atas sasaran 3 persen plus minus 1 persen. Terutama disebabkan oleh tingginya inflasi kelompok pangan bergejolak, yang mencapai 11,47 persen yang mestinya tidak lebih dari 5 persen atau maksimal 6 persen,” kata Perry, dalam Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi, di Kantor Bank Indonesia, Kamis (18/8/2022).

- Advertisement -

Perry mengungkapkan, tekanan bersumber terutama dari kenaikan harga komoditas global akibat berlanjutnya ketegangan geopolitik disejumlah negara yang mengganggu mata rantai pasokan global dan juga mendorong sejumlah negara melakukan kebijakan proteksi pangan.

Di dalam negeri terjadi gangguan pasokan disejumlah sentra-sentra produksi hortikultura termasuk aneka cabai dan bawang merah akibat permasalahan disuktural di sektor pertanian serta cuaca demikian juga ketersediaan antar waktu dan antar daerah.

- Advertisement -

Perry mengungkapkan, kenaikan harga energi global juga mendorong kenaikan inflasi barang yang diatur pemerintah, termasuk angkutan udara, tekanan dapat ditahan sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk meningkatkan subsidi energi.

Sementara itu, tekanan dari inflasi dari sisi permintaan atau sering disebut inflasi inti masih tetap rendah,ini menunjukan daya beli masyarakat belum sepenuhnya pulih meskin sudah meningkat, sementara ekspektasi inflasi juga sudah terjaga.

- Advertisement -

Sementara inflasi IHK pada 2022 kami perkirakan akan lebih tinggi dari batas atas kisaran 3 persen plus minus 1 persen, perkiraan ini terutama disebabkan oleh masih tingginya harga pangan dan energi global dan gangguan cuaca serta kesenjangan pasokan antar waktu dan antar daerah.

“Inflasi pada 2022 juga berisiko melebihi risiko batas atas sasaran 3 persen plus minus 1 persen,” ungkap Perry. (Ach/Idx)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini