spot_img
Jumat, April 19, 2024
spot_img

Gelar RUPST, Pemegang Saham Telkom Kembali Diguyur Dividen Jumbo

KNews – Gelar RUPST, pemegang saham Telkom kembali diguyur dividen jumbo? Emiten BUMN telekomunikasi, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk., dikenal royal dalam membagikan dividen kepada pemegang saham.

Berapa banyak setoran yang akan diberikan kepada pemegang saham TLKM pada 2022?

- Advertisement -

Telkom Indonesia dijadwalkan menggelar rapat umum pemegang saham tahunan (RUPTS) pada Jumat (27/5/2022).

Dari delapan mata acara, agenda penetapan laba bersih perseroan tahun buku 2021 menjadi salah satu yang ditunggu oleh para pemegang saham.

- Advertisement -

Ekspektasi tinggi para pemegang saham TLKM ditopang rapor perseroan yang dikenal royal dalam membagikan dividen.

Tercatat, Telkom menetapkan rasio pembayaran dividen yang berkisar antara 60 persen hingga 90 persen dalam 5 tahun terakhir.

- Advertisement -

Sebagai catatan, Telkom membayarkan dividen senilai Rp16,64 triliun pada 2021 untuk kinerja tahun buku 2022. Jumlah itu mencakup dividen tunai serta dividen tunai spesial.

Dengan demikian, rasio pembayaran dividen Telkom untuk kinerja tahun buku 2020 menembus 80 persen.

Namun, rasio pembayaran dividen yang ditetapkan tahun lalu bukanlah yang terbesar dalam 5 tahun terakhir. Pasalnya, Telkom pernah memutuskan rasio pembayaran dividen hingga 90 persen untuk kinerja tahun buku 2018.

Dalam RUPST yang berlangsung 24 Mei 2019, para pemegang saham memutuskan pembagian dividen total senilai Rp16,22 triliun atas kinerja periode 2018.

Jumlah yang diterima oleh para investor kala itu senilai Rp163,82 per lembar. Konsistensi Telkom Indonesia dalam membagikan dividen setiap tahunnya membuat perseroan masuk sebagai salah satu anggota indeks IDX High Dividend 20 dalam beberapa tahun terakhir.

Untuk diketahui, IDX High Dividend 20 mengukur kinerja harga dari 20 saham yang membagikan dividen tunai selama 3 tahun terakhir.

Selain konsistensi, anggota IDX High Dividend 20 dikenal memiliki dividend yield yang tinggi.

REKOR KINERJA

Peluang Telkom Indonesia kembali mengguyur dividen jumbo untuk kinerja 2021 terbuka lebar seiring dengan catatan mentereng perseroan tahun lalu.

Telkom menutup tahun buku 2021 dengan mengantongi laba bersih sebesar Rp24,76 triliun. Pencapaian itu merupakan laba tertinggi sejak 2012 yang pernah diraih korporasi pelat merah itu.

Laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk TLKM pada 2021 bertumbuh 19,01 persen year-on-year (YoY) dari capaian Rp20,8 triliun pada 2020.

Emiten berkode saham TLKM itu mampu melampaui rekor laba tertinggi senilai Rp22,14 triliun pada 2017.

Menebalnya keuntungan TLKM sejalan dengan pendapatannya yang tumbuh positif. Pada 2021, pendapatan TLKM naik 4,94 persen YoY dari Rp136,46 triliun menjadi Rp143,2 triliun.

Pendapatan perseroan ini dikontribusi oleh pendapatan telepon seluler sebesar Rp14,7 triliun dan telepon tidak bergerak sebesar Rp1,73 triliun. Lalu, pendapatan interkoneksi sebesar Rp7,78 triliun.

Pendapatan internet dan data seluler sebesar Rp64,5 triliun, meningkat 8,4 persen YoY dari Rp59,5 triliun pada 2020. Pendapatan dalam pos ini merupakan pendapatan dengan porsi paling besar terhadap TLKM pada 2021.

“Bisnis digital masih menjadi mesin pertumbuhan Telkom didukung oleh fokus untuk mempertahankan dominasi di pasokan jaringan,” tulis manajemen Telkom dalam Info Memo.

TLKM mencatat jumlah pengguna layanan data meningkat 3,9 persen YoY menjadi 120,5 juta dengan jumlah perangkat 3G/4G mencapai 132,1 juta.

Selain itu, pos pendapatan internet, komunikasi data, dan jasa teknologi informatika sebesar Rp10,2 triliun, pendapatan SMS sebesar Rp4,75 triliun, dan pendapatan lain-lain sebesar Rp2,69 triliun.

Sementara itu, jumlah pendapatan Indihome perseroan sebesar Rp26,32 triliun. Pendapatan ini naik 18,51 persen YoY dari Rp22,21 triliun pada 2020.

“Kami menambah sekitar 585.000 pelanggan baru kendati aktivitas operasional menantang akibat Covid-19. Total subscribers IndiHome mencapai 8,6 juta per akhir Desember 2021,” imbuhnya.

Di luar bisnis utama, TLKM mencatat pendapatan dari bisnis data center tumbuh 19% YoY menjadi Rp1,7 triliun pada 2021.

Selain itu, TLKM mencatat potensi keuntungan yang belum direalisasikan (unrealized gain) dari perubahan nilai wajar investasi di dalam GoTo senilai Rp2,5 triliun dan valuasi perusahaan digital dalam portofolio MDI Rp899 miliar.

Sepanjang 2021, TLKM menghabiskan belanja modal Rp30,3 triliun untuk memperkuat jaringan, mendukung infrastruktur, membangun menara telekomunikasi dan proyek data center.

Pada tahun ini, TLKM menyiapkan capital expenditure (capex) sekitar 25 persen dari pendapatan perseroan. VP Investor Relation Telkom Andi Setiawan sebelumnya mengatakan Telkom memberikan shareholder loan kepada PT Telkom Satelit Indonesia (Telkomsat) untuk mendukung rencana investasi pembangunan satelit high through-put satellite atau HTS.

Rencananya, pendanaan akan dilakukan melalui equity Telkomsat sebesar 50 persen dan pinjaman sebesar 50 persen dengan sebagian besar pinjaman berasal dari induk usaha dan sebagian lainnya dari pihak ketiga.

“Pembangunan satelit diperkirakan membutuhkan dana sebesar kurang lebih Rp3,8 triliun,” ungkap Andi dalam keterbukaan informasi, Rabu (6/4/2022).

Sebelumnya, Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Cheril Tanuwijaya mengatakan kinerja Telkom ini merupakan capaian yang baik dan berada di atas perkiraan analis.

“Kenaikan kinerjanya jauh lebih besar dibandingkan dengan periode sebelumnya yang hanya 11 persen, sedangkan periode 2021 naik 19 persen laba bersihnya,” kata Cheril kepada Bisnis.com.

Cheril menyatakan optimistis dengan target dan kinerja emiten berkode saham TLKM tahun ini, seiring inovasi dan ekspansi yang dilakukan TLKM.

Adapun, Jasa Utama Capital Sekuritas memproyeksikan laba bersih TLKM bisa meningkat 15 persen pada 2022 dan merekomendasikan investor untuk buy saham TLKM dengan target price (TP) pada Rp5.080.

Di lantai Bursa Efek Indonesia (BEI), saham TLKM parkir di level Rp4.190 akhir sesi pertama Rabu (25/5/2022). Pergerakan saham baru mencetak return atau imbal hasil positif 0,24 persen year-to-date (ytd).

Posisi saham TLKM tersebut masih memiliki ruang kenaikan kenaikan apabila mengacu kepada target harga menurut konsensus analis di level Rp5.117,17 dalam 12 bulan ke depan.

Adapun, mayoritas atau sebanyak 27 dari 32 analis yang mengulas saham TLKM masih menyematkan rekomendasi beli dan hanya lima analis yang merekomendasikan hold. (RKZ/mbc)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini