spot_img
Jumat, Maret 29, 2024
spot_img

Gaya HMP Warisan Soeharto?

“Pengamat politik Ujang Komarudin menilai gaya kepemimpinan Tommy Soeharto, Ketua Umum Partai Berkarya saat memecat sampai membubarkan kader.”

KNews.id- Pengamat politik Ujang Komarudin menilai gaya kepemimpinan Tommy Soeharto, Ketua Umum Partai Berkarya saat memecat sampai membubarkan musyawarah nasional luar biasa (Munaslub) ke sejumlah kader yang mengatasnamakan Presidium Penyelamat Partai Berkarya atau P3B, belum bisa dikatakan benar atau salah. 

- Advertisement -

Untuk menilai gaya kepemimpinan Tommy, kata dia perlu mengecek peraturan anggaran dasar/ anggaran rumah tangga (AD/ART) yang dibuat Partai Berkaya.

“Jika Tommy memberhentikan mereka yang melawannya sesuai dengan ketentuan aturan AD/ART partai, maka dibenarkan. Namun, jika memberhentikan kader yang menentangnya tidak berdasarkan aturan partai, maka tak dibenarkan,” ucap Ujang.

- Advertisement -

Menurut Ujang, gaya kepemimpinan Tommy yang memecat dan membubarkan munaslub, karena menemukan ‘pembelot’ pun belum tentu mirip kepemimpinan ayahnya. Apalagi, soal pecat-memecat di internal Partai Berkarya yang menurut dia merupakan urusan Tommy dan pengurus Partai Perkarya. 

Jadi, kata dia jika menilai gaya kepemimpinan Tommy harus kembali lagi ke persoalan, apakah dia melakukan hal tersebut sesuai ketentuan AD/ART Berkarya.

- Advertisement -

“Jika pemecatannya sesuai prosedur, itu artinya Tommy tak mewarisi gaya kepemimpinan ayahnya. Namun jika pemecatannya tak sesuai ketentuan partai, mungkin saja ada gaya kemiripan di antara keduanya,” ucapnya.

Kenapa Internal Menentang Kepemimpinan Tommy?

Ujang Komarudin, selaku Direktur Executive Indonesia Political Review (IPR) mengatakan ada banyak kemungkinan kenapa sejumlah kader yang mengatasnamakan Presidium Penyelamat Partai Berkarya atau P3B ‘membelot’ dari kepemimpinan Tommy.

Pertama, bisa saja karena kepemimpinan Tommy di partai berkarya tak terlalu akomodatif terhadap kelompok lain di internal partai. “Biasanya di partai itu ada faksi-faksi. Dan bisa saja faksi yang tak suka kepada Tommy yang menggelar Munaslub,” ujarnya.

Kedua, karena kader yang tergabung dalam Presidium Penyelamat Partai Berkarya kecewa terhadap gaya kepemimpinan Tommy, seperti yang dikatakan Andi Picunang. 

“Bisa jadi karena mereka kecewa terhadap Tommy. Mungkin karena kelompok tersebut tak mendapat tempat atau peran di Partai Berkarya di bawah pimpinan Tommy,” tuturnya.

Niat Presidium Penyelamat Partai Berkarya menghelat Munaslub, Sabtu, 11 Juli 2020 sudah ditentang Tommy sebelum digelar. Bahkan, dalam rapat pleno Dewan Pimpinan Pusat (DPP), Rabu, 8 Juli 2020 Tommy sudah memecat kader Berkarya Presidium Penyelamat Partai Berkarya atau P3B.

Salah satu alasan pemecatan, karena P3B dianggap ‘membelot’ dari kepengurusan Tommy-Cs setelah tak terima hasil rapat pimpinan nasional (Rapimnas) ketiga Berkarya 2018 silam. Kendati demikian, Munaslub kubu Andi tetap berjalan.

Hasilnya, Hutomo Mandala Putra alias Tommy dilengserkan dari kursi Ketua Umum Partai Berkarya. Kedudukan Ketua Umum Partai Berkarya Tommy Soeharto diganti oleh Mayor Jenderal (Purn) Muchdi Purwoprandono. Sedangkan kursi Sekretaris Jenderal Priyo Budi Santoso diambil oleh Andi Picunang. (FHD)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini