KNews – Gatot sesalkan rapat panglima TNI Andika Perkasa soal PKI bocor. Pernyataan Panglima TNI Jenderal Andika perkasa terkait keturunan PKI bisa jadi anggota atau prajurit TNI terus menuai kontroversi.
Salah satunya dari mantan Panglima TNI Janderal Purnawirawan Gatot Nurmantyo yang menyesalkan rapat Panglima TNI itu bocor dan tersebar secara luas di masyarakat.
Gatot Nurmantyo mengatakan jika rapat Panglima TNI Andika Perkasa dan anak buahnya terkait seleksi masuk menjadi anggota atau prajurit TNI yang akan menerima keturunan atau anak PKI bisa bocor, maka harus dipertanyakan keamanan terkait rahasia negara dan lain sebagainya.
Gatot Nurmantyo sesalkan rapat panglima TNI Jenderal Andika bocor
“Kalau rapat-rapat bisa bocor perlu dipertanyakan bagaimana keamanan di sana,” kata Gatot seperti dikutip Hops.ID dari Warta Ekonomi jaringan media Suara pada Minggu, 3 April 2022.
Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa mengubah aturan seleksi penerimaan calon prajurit TNI. Mantan KSAD itu membolehkan turunan anggota PKI untuk mendaftar atau ikut seleksi manjadi calon prajurit atau anggota TNI.
Itu disampaikan Jenderal Andika Perkasa saat memimpin rapat penerimaan Taruna Akademi TNI, Perwira Prajurit Karier TNI, Bintara Prajurit Karier TNI dan Tamtama Prajurit Karier TNI Tahun Anggaran 2022.
Pengamat menilai ada motif politis bolehkan keturunan PKI masuk TNI
Sementara itu, pengamat Kebijakan Publik Narasi Institute Achmad Nur Hidayat mengatakan bahwa langkah Panglima TNI Andika Perkasa membolehkan keturunan PKI untuk menjadi prajurit atau anggota TNI adalah kebijakan politis.
Menurutnya kebijakan itu termasuk langkah berani yang diambil Jenderal Andika Perkasa.
Dia bahkan menduga kebijakan membolehkan keturunan PKI jadi prajurit TNI itu sebagai langkah Andika untuk memperoleh suara dari puluhan juta keturunan PKI agar memilihnya saat maju di Pilpres 2024 baik sebagai capres atau cawapres.
Kemungkinan terkait pencapresan pada 2024
“Terasa ada suasana seperti soft campaign (kampanye secara halus) yang ingin dilakukan oleh Andika. Terasa kental muatan politisnya. Angka statistik keturunan PKI di Indonesia sekitar 25 juta orang,” katanya seperti dikutip dari jaringan media Suara.
“Jika Andika ikut dalam konstelasi Pemilu untuk dipilih, maka dia bisa mempunyai peluang dipilih oleh sekitar 25 juta orang,” lanjutnya.
Dia pun mengungkapkan apabila memang kebijakan membolehkan keturunan PKI untuk masuk TNI memiliki tujuan untuk menjaring suara dari para keturunan PKI maka itu akan jadi kontroversial “Itu langkah yang tidak elok,” tuturnya.
Achmad menerangkan jika sebenarnya belum saatnya membolehkan keturunan PKI menjadi anggota TNI.
Bahkan dia memberikan masukan agar melakukan uji coba terlebih dahulu dengan merekrut para keturunan PKI ini menjadi ASN terlebih dahulu, bukan di militer.
“Musti di uji coba dulu untuk melihat keturunan PKI ini tidak membawa dendam dan tidak ada lagi muatan untuk infiltrasi ke berbagai organisasi. Jika sudah di screening dengan baik maka baru diperbolehkan mereka daftar menjadi anggota TNI,” terangnya. (RKZ/hops)
