spot_img
Kamis, April 25, 2024
spot_img

Faisal Basri: Bank terlalu Kikir Menyalurkan Kredit!

KNews.id- Ekonom Senior Faisal Basri mengungkapkan indikator belanja kementerian/lembaga (K/L) negara dan non K/L tepat sasaran, adalah jika mereka mampu menyerap anggaran dan membelanjakannya, agar uangnya dapat mengalirkan kembali perekonomian negara.

Disamping itu, dalam mendukung perputaran ekonomi, menurut Faisal perbankan juga seharusnya bisa lebih masif dalam menyalurkan kredit. Alih-alih menyalurkan kredit, perbankan justru lebih banyak menggunakan uang simpanan masyarakat untuk membeli surat utang negara.

- Advertisement -

“Karena sebenarnya pemerintah mau menyedot banyak dalam bentuk pajak dan surat utang negara yang makin besar, dan ternyata laku di masyarakat. Kemudian bank-bank seharusnya diminta untuk segera menyalurkan kredit,” jelas Faisal dalam program Squawk Box CNBC Indonesia TV.

“Karena bank lebih kikir menyalurkan kredit, lebih baik buat dia (perbankan) menaruh uang masyarakat yang dititipkan bank bukan untuk kredit, tapi untuk membeli surat utang negara,” kata Faisal melanjutkan.

- Advertisement -

Berdasarkan data Asian Development Bank yang dikutip Faisal, sebelum pandemi kepemilikan SUN berdenominasi rupiah oleh perbankan, per Maret 2020 hanya 26,9%.

Setahun kemudian, setelah pandemi mulai masuk Indonesia, porsi pembelian SUN oleh perbankan naik signifikan menjadi 37,9% pada Maret 2021. “Barangkali sekarang sudah lebih,” ujarnya.

- Advertisement -

“Kuncinya gimana perbankan menyalurkan kembali kreditnya yang selama 8 bulan mengalami kontraksi, walaupun Juni sudah positif 0,6% itu lah yang paling penting untuk menggerakan ekonomi,” jelas Faisal.

Sebelumnya, Faisal juga mengungkapkan, dalam perekonomian jantung perekonomian adalah sektor keuangan, khususnya perbankan. Bank berfungsi menyimpan dana dari masyarakat dalam bentuk dana pihak ketiga (DPK) berupa giro, tabungan, dan deposito.

Dan yang terhimpun dari masyarakat itu, kata Faisal seharusnya dipompakan atau diputar kembali ke dalam perekonomian dalam bentuk pinjaman atau kredit. Jika keadaan ini terus berlanjut, kata Faisal jangan terlalu banyak berharap segera terjadi pemulihan ekonomi. Organ-organ perekonomian sulit bangkit karena kekurangan darah.

“Jangan jadikan pandemi sebagai kambing hitam jika pertumbuhan ekonomi Indonesia tak kunjung beringsut dari sekitar 5%,” tutur Faisal. (Ade/cnbc)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini