KNews.id- Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk menjadi yang paling banyak diborong investor asing hari ini seiring dengan aksi perseroan menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB).
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pada Kamis (21/1) total net sell mencapai Rp137,55 miliar. Namun demikian, sepanjang 2021 investor asing masih mencatatkan net buy Rp11,25 triliun.
Sejumlah saham terpantau masih dibeli oleh investor asing hari ini. Mengutip data konsultan keuangan D’Origin, saham BBRI menjadi yang paling banyak diborong asing dengan net buy Rp102,96 miliar.
Kendati diborong asing, saham BBRI koreksi 2,04 persen atau 100 poin menjadi Rp4.790. Total transaksi saham BBRI hari ini mencapai Rp775,37 miliar. Kapitalisasi pasarnya sebesar Rp590,83 triliun, tertinggi kedua setelah PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA).
Koreksi saham BBRI senasib dengan sejumlah emiten big caps lainnya, khususnya dari sektor perbankan yang menekan Indeks Harga Saham Gabungan. Hari ini, IHSG ditutup turun 15,87 poin atau 0,25 persen ke posisi 6.413,89, setelah bergerak di rentang 6.399,67 – 6.504,99. Sementara itu, BRI tekah menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada hari ini (21/1).
Pemegang saham dalam rapat tersebut menyetujui perubahan susunan pengurus direksi. Pertama, menguatkan pemberhentian dengan hormat Wisto Prihadi sebagai direktur kepatuhan perseroan yang diangkat berdasarkan keputusan RUPS tahunan 2020 tanggal 18 Februari 2020.
Kedua, memberhentikan dengan hormat sebagai anggota direksi di antaranya Prihastomo sebagai Direktur Bisnis, Kecil, Ritel, dan Menengah, kemudian Herdi Rosadhi sebagai Direktur Human Capital, dan Haru Koesmahargyo sebagai Direktur Keuangan.
Sebagai gantinya, RUPSLB mengangkat Amam Sukriyanto sebagai direksi bisnis kecil dan menengah, Agus Winardini sebagai Direktur Human Capital, Viviana Dyah Ayu Retno sebagai direktur keuangan, dan Arga Mahanana sebagai direktur jaringan dan layanan. Dengan demikian, berikut susunan anggota direksi baru BRI hasil RUPSLB hari ini.
“Juga menyetujui ketentuan bahwa dalam hal anggota direksi atau dewan komisaris perseroan kemudian dinyatakan tidak disetujui sebagai anggota direksi atau anggota dewan komisaris dalam penilaian kemampuan dan kepatutan atau fit and proper test oleh OJK, maka anggota direksi atau dewan komisaris tersebut diberhentikan dengan hormat sejal tanggal ditetapkan keputusan hasil fit and porper test oleh OJK,” terang Sunarso membacakan hasil keputusan RUPSLB. (Ade)
Sumber: Bisnis
