KNews.id- Tuntutan Presiden untuk mundur dari jabatannya bisa dikhawatirkan adanya aksi yang memaksa Joko Widodo (Jokowi) turun dari jabatannya
“Saya khawatir tuntutan mundur berubah menjadi aksi untuk memaksa Presiden agar turun dari jabatannya sebagaimana terjadi dan dialami Soeharto,” kata Ketua Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA) Eggi Sudjana kepada suaranasional.com, Sabtu (10/7).
“Kekuasaan Soeharto yang mengakar hingga 32 tahun saja bisa dipaksa berhenti, apalagi kekuasaan Jokowi ?” tanya Eggi.
Kata Eggi, mengundurkan diri dari jabatannya adalah tindakan konstitusional. Hal nama juga sejalan dengan Ketetapan MPR Nomor VI/MPR/2001 Tahun 2001 Etika Kehidupan Berbangsa. Prof Mahfud MD dalam banyak kesempatan, mengingatkan pejabat untuk mundur saat rakyat tak lagi menghendaki untuk melanjutkan jabatannya.
Dalam situasi genting semacam ini, kata Eggi semestinya Presiden Jokowi menerapkan konsep ‘Tahu Diri’. Jokowi harus menginsyafi ketidakmampuan dirinya mengelola pemerintahan sekaligus mendengar aspirasi rakyatnya yang menuntut dirinya mengundurkan diri.
“Memaksakan diri terus memimpin tanpa kemampuan dan kendali yang jelas, sama saja menjerumuskan seluruh rakyat Indonesia. Sementara, tutup mata dan telinga atas aspirasi rakyat yang menuntut dirinya mengundurkan diri, adalah sikap yang tidak tahu diri,” jelasnya.
Menurut Eggi, Jokowi masih memiliki waktu, untuk mengambil pilihan perpisahan dengan rakyat dalam keadaan yang diridhoi rakyat.
“Pilihan mengundurkan diri, pasti akan disambut bahagia dan dengan segenap keridhoan rakyat,” pungkas Eggi. (AHM/SN)
 turun dari){kind=link}