KNews.id- Laporan Manajemen PT Sang Hyang Seri (PT SHS) Persero, pada tahun 2018 menjelaskan adanya permasalahan yang dihadapi perusahaan diantaranya adanya kewajiban (utang) perusahaan yang cukup besar dan utang bunga yang relatif tinggi. Laporan Keuangan l (LK) PT SHS (Persero) tahun 2018 mencatat saldo kewajiban lancar sebesar Rp729.293.888.968,00.
Salah satu komponen kewajiban lancar tersebut adalah kewajiban lancar lainnya sebesar Rp329.945.867.478,00 atau sebesar 45,24% dari total kewajiban lancar. Namun, terdapat perbedaan pencatatan utang ongkos angut dalam Laporan Keuangan PT SHS tahun 2018 (audited) dengan data Bagian Keuangan serta utang ongkos angkut yang disajikan tidak dilengkapi dengan rincian kreditur sebesar Rp6.810.227.262,00, diduga adanya manipulasi laporan keuangan.
Berdasarkan data yang dihimpun Tim Investigator KA, Laporan Keuangan PT SHS tahun 2018 (audited) menyajikan saldo utang ongkos angkut per 31 Desember 2018 sebesar Rp27.350.450.003,00. Namun rincian yang diperoleh dari Divisi Akuntansi dan Divisi Keuangan mencatat saldo utang ongkos angkut per 31 Desember 2018 sebesar Rp27.472.282.537,00.
Berdasarkan hal tersebut, diketahui bahwa terdapat selisih kurang catat utang ongkos angkut pada Laporan Keuangan sebesar Rp121.832.534,00 (Rp27.472.282.537,00 – Rp27.350.450.003,00). Lebih lanjut diketahui adanya penyajian utang yang tidak dilengkapi dengan nama kreditur sebesar Rp6.810.227.262,00 yang terdiri dari utang ongkos angkut di UBR I tahun 2014 sebesar Rp4.490.341.392,00, ytang ongkos angkut di UBR I tahun 2015 sebesar Rp268.382.745,00 (Rp121.397.395,00 + Rp146.985.350,00), dan utang upsus dislokasi Cabang Sukamandi sebesar Rp2.051.503.125,00.
Hak tersebur mengakibatkan adanya penyajian utang yang tidak dilengkapi rincian nama kreditur sebesar Rp6.810.227.262,00, sehingga diduga Laporan Keuangan tidak dapat diyakini kewajarannya dan sarat dugaan adanga manipulasi Laporan Keuangan PT SHS. (FT&Tim Investigator KA)
