spot_img
Jumat, April 26, 2024
spot_img

Deretan Negara yang terkena ‘Jebakan Utang’ RRC, Indonesia Gimana?

KNews.id- China dikenal sebagai negara yang kerap memberi utang ke negara lain melalui skema Belt and Road Initiative (BRI). Dana yang diberikan Negeri Tirai Bambu biasanya digunakan untuk proyek pembangunan infrastruktur.

Beberapa negara di dunia harus terjebak utang akibat gencarnya pembangunan infrastruktur yang didanai China. Seperti Kenya, Maladewa, hingga Sri Lanka terpaksa masuk ‘jebakan batman’ utang Beijing.

- Advertisement -

Dilansir dari Times of India, Senin (18/4), pemerintah Sri Lanka meminjam utang kepada Beijing untuk sejumlah infrastruktur proyek sejak 2005, salah satunya pembangunan pelabuhan Hambantota. Total pinjaman saat ini mencapai US$ 8 miliar atau setara Rp 114,400 triliun (kurs Rp 14.300), sekitar seperenam dari total utang luar negerinya.

Sayangnya, sebagian proyek dinilai tak memberi manfaat ekonomi bagi negara itu. China juga meminta jatah ekspor produk mereka ke Sri Lanka senilai US$ 3,5 miliar.

- Advertisement -

Sri Lanka kini mengalami krisis ekonomi terbesarnya sejak merdeka di 1948 hingga ‘ngemis-ngemis’ mengajukan permintaan keringanan bayar utang. Kemerosotan itu disebabkan oleh kekurangan mata uang karena larangan bepergian yang diberlakukan selama pandemi COVID-19.

Lalu Bagaimana dengan Indonesia?

- Advertisement -

Indonesia juga menjadi salah satu penikmat utang dari China. Mengutip data Statistik Utang Luar Negeri Indonesia (SULNI) periode Februari 2022, China adalah pemberi utang terbesar keempat buat Indonesia, bersama dengan Singapura, Amerika Serikat (AS), dan Jepang.

Pada Februari 2022, ULN Indonesia dari China tercatat US$ 20,78 miliar atau naik 0,76% dari bulan sebelumnya (month-on-month/mtm). Dalam periode yang sama, ULN dari Singapura turun 0,75%, dari AS turun 0,22%, dan Jepang turun 0,91%.

Dari sisi mata uang, ULN terbanyak masih dalam dolar AS. ULN berdenominasi dolar AS tercatat US$ 275 miliar per Februari 2022.

Di posisi kedua ada euro dengan nilai ekuivalen US$ 25,15 miliar. Yen Jepang menempati peringkat ketiga (US$ 24,82 miliar) dan yuan China berada di posisi empat (US$ 4,31 miliar). ULN dalam dolar AS tumbuh 0,38% mtm pada Februari 2022. Sementara ULN euro naik 0,17%, yen tumbuh 0,04%, dan yuan turun 0,11%. (AHM/dtk)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini