KNews.id – Jakarta – Amalan hari Jumat agar rezeki lancar menjadi salah satu tema yang kerap didiskusikan. Hari Jumat dipandang sebagai hari yang sangat mulia dalam Islam, bahkan disebut sayyidul ayyam atau penghulu segala hari. Jumat merupakan momentum spiritual yang mengandung banyak keistimewaan.
Merujuk Buku Fiqih Jum’at: Mengungkap Keistimewaan & Kagungan Hari Jum’at karya Dr Zainuri, secara fiqih, hari ini menjadi simbol kebersamaan umat Islam dalam melaksanakan sholat Jumat, yang bukan hanya sarana ibadah tetapi juga media komunikasi dan memperkuat ukhuwah antar sesama muslim
Keutamaan Jumat meliputi pelipatgandaan pahala, pengampunan dosa, dan adanya waktu mustajab untuk berdoa. Jumat menjadi momentum tepat untuk memperbaiki diri dan memperbanyak amal kebajikan, karena di dalamnya terkandung rahmat, ampunan, dan kemuliaan dari Allah SWT. Di antara rahmat tersebut adalah limpahan rezeki.
Berbagai amalan dianjurkan untuk meraih rezeki. Amalan itu bisa dilihat dari perpektif ibadah dan muamalah, atau mengandung keduanya.
Ketakwaan ini menjadi modal penting agar kita senantiasa mendapatkan rezeki dan senantiasa mendapatkan solusi dari setiap permasalahan yang kita hadapi. Allah berfirman, yang artinya:
“Siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya. Dan menganugerahkan kepadanya rezeki dari arah yang tidak dia duga. Siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya. Sesungguhnya Allahlah yang menuntaskan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah membuat ketentuan bagi setiap sesuatu.” (QS At-Thalaq: 2-3).
1. Istighfar
Mengutip Naskah Khutbah Jumat: Rahasia Rezeki Lancar dan Berkah dari Amalan yang Sering Diabaikan karya Ustadz H. Muhammad Faizin, Ketua PCNU Kabupaten Pringsewu, Lampung, salah satu kunci utama untuk membuka pintu rezeki terletak pada lisan dan hati yang senantiasa dipenuhi dengan istighfar, yaitu permohonan ampun kepada Allah swt.
Istighfar bukan sekadar ucapan ritual, melainkan bentuk kesadaran dan kerendahan hati seorang hamba di hadapan Allah swt. Dalam Al-Qur’an surat Nuh ayat 10-12, yang artinya:
“Lalu, aku berkata (kepada mereka), “Mohonlah ampun kepada Tuhanmu. Sesungguhnya Dia Maha Pengampun. Jika kamu memohon ampun,) niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu. Memperbanyak harta dan anak-anakmu, serta mengadakan kebun-kebun dan sungai-sungai untukmu.
Dalam Kitab Hasyiyatus Shawi ‘ala Tafsiril Jalalain karya Syekh Ahmad bin Muhammad As-Shawi Al-Maliki, juz IV, halaman 326, disebutkan bahwa istighfar menjadi kunci dari berbagai permasalahan seperti sempitnya rezeki dan berbagai permasalahan yang kompleks.
2. Membaca Al-Qur’an
Nasrullah dalam Buku Rahasia Magnet Rezeki: Menarik Rezeki Dahsyat dengan Cara Allah mengajarkan bahwa setiap amal harus dilakukan dengan energi positif. Dalam istilahnya, ini disebut positive thinking, positive feeling, dan positive motivation.
Seseorang yang menjalankan ibadah dengan pikiran lapang dan perasaan syukur akan memantulkan frekuensi yang menarik rezeki. “Bukan kita yang mengejar rezeki, tapi rezeki yang berbondong-bondong datang kepada pribadi yang positif,” tulisnya.
Di antara amalan hari Jumat yang menarik rezeki adalah membaca Al-Qur’an, secara spesifik dianjurkan membaca Surah Al-Kahfi dan Al-Maidah ayat 114.
Surat Al-Kahfi diyakini akan menadatangkan berbagai keutamaan, yang di antaranya adalah cahaya antara Jumat ke Jumat berikutnya. Cahaya yang dimaksud adalah rahmat dan ampunan Allah, yang di antaranya adalah limpahan rezeki.
Al-Maidah 114 berisi doa Nabi Isa a.s. agar Allah menurunkan makanan dari langit, melambangkan limpahan rezeki dari arah tak terduga. Membaca ayat ini pada malam atau pagi Jumat menjadi bentuk tawakkal aktif terhadap karunia Allah.
3. Sholat Jumat dan Sedekah
Sedekah setelah shalat Jumat adalah bentuk energi keluaran yang memantulkan kembali energi kebaikan dalam bentuk rezeki berlimpah. Rezeki Allah seluas langit dan bumi. Semoga bisa menghilangkan perisai diri dan mendapatkan rezeki seperti air bah.
Melansir Baznas.go.id, Hari Jumat juga merupakan momen terbaik untuk bersedekah dan melakukan berbagai kebaikan. Amalan hari Jumat ini memiliki keutamaan berlipat ganda dibanding hari-hari lainnya. Rasulullah SAW bersabda dalam hadis riwayat Ibnu Khuzaimah bahwa sedekah di hari Jumat lebih utama dibanding sedekah di hari-hari lain.
Sedekah pada hari Jumat dapat berupa materi maupun non-materi. Memberikan makanan kepada fakir miskin, membantu tetangga yang kesulitan, atau bahkan sekadar memberikan senyum tulus kepada sesama termasuk dalam amalan hari Jumat. Semua bentuk kebaikan yang dilakukan dengan niat ikhlas akan dicatat sebagai pahala besar.
Selain itu, amalan hari Jumat berupa sedekah juga mendatangkan keberkahan rezeki. Banyak pengalaman umat Islam yang merasakan bahwa sedekah di hari Jumat membuat usaha lancar dan kebutuhan hidup terpenuhi. Hal ini menjadi bukti nyata bahwa janji Allah tentang balasan berlipat ganda bagi orang yang bersedekah adalah kebenaran yang nyata.
Kebaikan yang dilakukan di hari Jumat juga menjadi sarana menjaga hubungan sosial. Dengan berbagi rezeki dan perhatian, umat Islam dapat memperkuat ukhuwah Islamiyah. Amalan hari Jumat ini akan membawa dampak positif, baik bagi pemberi maupun penerima, sehingga tercipta masyarakat yang penuh kasih sayang.
Dengan demikian, sedekah dan berbuat baik pada hari Jumat bukan hanya ibadah individual, tetapi juga kontribusi nyata dalam menciptakan kehidupan yang harmonis. Amalan hari Jumat ini menjadikan seorang muslim lebih peka terhadap lingkungan sekitar sekaligus lebih dekat dengan Allah SWT.
4. Silaturahmi
Hari Jumat dianjurkan sebagai waktu mempererat hubungan dengan sesama. Silaturahmi yang dilakukan dengan hati bersih justru menjadi saluran rezeki baru.
Silaturahmi bukan sekadar anjuran sosial, tetapi ibadah yang berdampak langsung pada rezeki dan keberkahan hidup. Orang yang gemar menyambung hubungan keluarga dan menjaga persaudaraan dijanjikan:
Rezekinya dilapangkan oleh Allah, umurnya diberkahi dan dipanjangkan, hatinya diliputi ketenangan, dan kehidupannya penuh keberkahan.
Hadis Riwayat al-Bukhari dan Muslim, yang srtinya: “Barang siapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturahmi.” (HR. al-Bukhari no. 5986, Muslim no. 2557)
Hadis ini menegaskan hubungan langsung antara silaturahmi dengan kelapangan rezeki. Imam Nawawi menjelaskan bahwa makna “dilapangkan rezekinya” bukan hanya berupa harta, tetapi juga mencakup keberkahan hidup, kemudahan urusan, serta ketenangan hati. Sedangkan “diperpanjang umur” bisa berarti secara hakiki (dilanjutkan usianya) atau maknawi (diberkahi waktunya untuk amal saleh).
Berikut ini adalah beberapa doa pembuka rezeki yang bersumber dari Al-Qur’an dan hadis sahih, disertai makna dan penjelasan agar dapat diamalkan.
1. Doa Nabi Isa a.s. (QS. Al-Māidah: 114)
اللّٰهُمَّ رَبَّنَا أَنْزِلْ عَلَيْنَا مَائِدَةً مِّنَ السَّمَاءِ تَكُونُ لَنَا عِيدًا لِأَوَّلِنَا وَآخِرِنَا وَآيَةً مِّنكَ وَارْزُقْنَا وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ
Artinya: “Ya Allah, Tuhan kami, turunkanlah kepada kami hidangan dari langit yang menjadi hari raya bagi kami—bagi yang awal maupun yang akhir di antara kami—dan menjadi tanda kekuasaan-Mu. Berilah kami rezeki, dan Engkaulah sebaik-baik pemberi rezeki.”
Doa ini menunjukkan permohonan agar Allah menurunkan rezeki yang berkah, cukup, dan menjadi tanda kasih sayang-Nya. Ayat ini sering diamalkan oleh mereka yang ingin dibukakan jalan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.
2. Doa Nabi Muhammad ﷺ (HR. Tirmidzi, no. 3563)
اللّٰهُمَّ اكْفِنِيْ بِحَلَالِكَ عَنْ حَرَامِكَ، وَأَغْنِنِيْ بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ
Artinya: “Ya Allah, cukupkanlah aku dengan rezeki yang halal dari-Mu, dan jauhkan aku dari yang haram. Kayakanlah aku dengan karunia-Mu, dan bukan dengan selain-Mu.”
Doa ini diajarkan Rasulullah ﷺ untuk memohon kecukupan yang halal dan berkah. Kekayaan yang sejati bukan karena harta banyak, tetapi hati yang merasa cukup karena karunia Allah.
3. Doa Nabi Yunus a.s. (QS. Al-Anbiyā’: 87–88)
لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِيْنَ
Artinya: “Tiada Tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim.”
Zikir Nabi Yunus ini sangat mujarab untuk memohon pertolongan dan jalan keluar dari kesempitan hidup, termasuk kesempitan rezeki. Allah berfirman:
“Maka Kami kabulkan doanya dan Kami selamatkan dia dari kesedihan; demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman.” (QS. Al-Anbiyā’: 88).
4. Doa Nabi Musa a.s. (QS. Al-Qashash: 24)
رَبِّ إِنِّي لِمَا أَنْزَلْتَ إِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيرٌ
Artinya: “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku sangat memerlukan apa saja kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku.”
Doa ini diucapkan Nabi Musa saat dalam kesendirian dan kesulitan. Allah kemudian mengabulkan dengan memberikan tempat tinggal, jodoh, dan penghidupan yang layak. Ini doa penuh kerendahan hati dan kebergantungan total kepada Allah.
5. Doa Nabi Muhammad ﷺ (HR. Ibn Majah, no. 925)
اللّٰهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ رِزْقًا وَاسِعًا، طَيِّبًا، وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا
Artinya: “Ya Allah, aku memohon kepada-Mu rezeki yang luas, yang baik (halal), dan amal yang Engkau terima.”📖 Makna: Doa ini mencakup tiga hal penting dalam hidup: rezeki yang banyak, halal, dan membawa keberkahan amal.
6. Doa Zikir Pembuka Rezeki Sehari-hari
أَسْتَغْفِرُ اللّٰهَ الْعَظِيمَ الَّذِيْ لَا إِلٰهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ
Artinya: “Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung, tiada Tuhan selain Dia, Yang Maha Hidup lagi Maha Berdiri Sendiri, dan aku bertaubat kepada-Nya.”
Berdasarkan QS. Nuh: 10–12, istighfar adalah kunci utama pembuka rezeki dan penurun hujan rahmat. Setiap kali beristighfar, seorang hamba sedang membuka aliran rezeki yang tersumbat oleh dosa dan kelalaian.



