spot_img
Jumat, April 26, 2024
spot_img

Dedi Mulyadi: Urusan Kartu Tani Belum Kelar, Kok Ngomongin Program Petani Milenial

KNews.id- Wakil Ketua Komisi IV DPR, Dedi Mulyadi mendesak Kementerian Pertanian (Kementan) untuk segera menyelesaikan permasalahan Kartu Tani untuk petani di Indonesia. Mantan Bupati Purwakarta itu-pun menyinggung konsep petani milenial yang muncul belakangan ini.

Dedi mengungkapkan, saat ini banyak pihak yang terlena dengan berimajinasi tinggi mengenai pertanian modern, yang melibatkan petani muda atau milenial. Padahal, permasalahan mendasar para petani asli mulai dari pupuk hingga Kartu Tani tak kunjung usai.

- Advertisement -

“Kita ini jangan dulu ngomongin sesuatu yang sebenarnya tidak begitu mendasar. Kita seolah memanjakan petani milenial, ini programnya, ini stimulusnya. Tetapi petani asli yang berkorban bagi negeri ini masih sibuk dengan urusan Kartu Tani,” ujar Dedi Mulyadi dalam keterangan pers, Sabtu (5/6).

Dedi mengatakan, keluhan petani yang kerap ia dapatkan di lapangan adalah soal permasalahan dasar, salah satunya soal Kartu Tani. Ia harap pemerintah selesai membagikan Kartu Tani kepada seluruh petani yang berhak tahun depan.

- Advertisement -

Selain Kartu Tani dan pupuk, hal lain yang perlu segera dipikirkan oleh Kementan adalah hilangnya tenaga pengatur air di hampir seluruh wilayah Indonesia karena beberapa faktor mulai dari usia hingga tekanan pekerjaan di lapangan.

Menurut Dedi, jika itu dibiarkan tanpa perencanaan yang matang maka profesi tersebut akan hilang peminat.

- Advertisement -

“Kalau itu hilang jangan harap bisa panen dengan baik,” kata Dedi.

Tujuan dibentuknya pemerintah, ujar Dedi harus memiliki perencanaan yang baik. Misal memiliki data riil mengenai jumlah impor jeruk, apel, jahe dan lainnya. Data tersebut kemudian diolah menjadi sebuah program penanaman nasional agar di tahun berikutnya impor bisa berkurang atau bahkan tidak perlu sama sekali.

“Selama jadi Anggota DPR saya tidak melihat perencanaan itu. Dari seluruh impor yang terjadi tidak diterjemahkan dalam perencanaan teknis yang memadai. Secara umum program yang ada adalah copy paste,” tuturnya.

Dedi Mulyadi menilai, apabila terus menerus seperti itu siapapun menteri atau presiden permasalahan petani di Indonesia akan terjadi pada lingkup yang mendasar.

“Ini yang menjadi konsen kita bagaimana big data bisa menjadi jawaban bagi kebutuhan pertanian Indonesia,” tutur Dedi.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah petani di Indonesia per 2019 mencapai 33,4 juta orang. Adapun dari jumlah tersebut, petani muda di Indonesia yang berusia 20-39 tahun hanya 8 persen atau setara dengan 2,7 juta orang.

Kendati begitu, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengungkapkan jumlah petani baru di Indonesia bertambah 8 juta orang selama pandemi COVID-19. (Ade/bcra)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini