spot_img
Jumat, April 26, 2024
spot_img

Dampak Ekonomi Jika RRC Invasi Taiwan

Oleh: Edhi Pranasidhi, Pengamat Pasar Modal

KNews.id- Seperti kita ketahui, invasi China terhadap Taiwan adalah isu yang kompleks dan kontroversial dengan dampak dengan potensi sangat serius, termasuk dampak ekonomi yang signifikan. Kondisi pada hari-hari terakhir ini tensi konflik antara China dan Taiwan terlihat semakin memanas dengan China terlihat leboh agresif  menyatakan kesiapannya untuk “perang”.

- Advertisement -

Berikut adalah beberapa kemungkinan dampak ekonomi terburuk yang dapat timbul jika China menginvasi Taiwan seperti di antaranya:

  1. Kemungkinan adanya disrupsi terhadap pasar keuangan global

Invasi China terhadap Taiwan dapat memicu ketidakstabilan pasar keuangan global. Pasar keuangan internasional akan merespons dengan ketidakpastian yang dapat mengganggu perdagangan, investasi, dan aliran modal antar negara. Ini dapat mengakibatkan gejolak di pasar saham, pasar valuta asing, dan pasar obligasi, yang dapat berdampak negatif pada ekonomi global secara keseluruhan.i

- Advertisement -
  1. Gangguan Rantai Pasok Global

Taiwan adalah salah satu pusat manufaktur dunia, terutama dalam produksi teknologi dan semikonduktor. Invasi China terhadap Taiwan dapat mengganggu rantai pasok global untuk banyak perusahaan multinasional yang bergantung pada teknologi dan komponen elektronik yang diproduksi di Taiwan. Gangguan ini dapat menyebabkan kelangkaan, peningkatan harga, atau bahkan pemutusan pasokan, yang dapat mengganggu produksi dan berdampak pada keberlanjutan bisnis di seluruh dunia.

  1. Hilangnya Kepercayaan Investor

Invasi China terhadap Taiwan dapat menyebabkan ketidakpastian politik dan ekonomi yang signifikan di kawasan Asia-Pasifik. Hal ini dapat menghancurkan kepercayaan investor dalam jangka panjang, baik di dalam maupun di luar China, yang dapat berdampak negatif pada investasi, perdagangan, dan pertumbuhan ekonomi regional dan global.

- Advertisement -
  1. Potensi adanya reaksi berupa sanksi internasional

Komunitas internasional, termasuk beberapa negara besar dan lembaga internasional, mungkin merespons invasi China terhadap Taiwan dengan memberlakukan sanksi ekonomi terhadap China. Sanksi-sanksi ini dapat melibatkan pembatasan perdagangan, investasi, atau akses ke pasar keuangan internasional, yang dapat berdampak negatif pada perekonomian China dan mempengaruhi stabilitas ekonomi global.

  1. Biaya Rekonstruksi pasca invasi

Invasi dan konflik militer akan berdampak pada infrastruktur dan sumber daya ekonomi di Taiwan, dan memerlukan biaya besar untuk pemulihan dan rekonstruksi pasca konflik. Biaya ini akan menjadi beban ekonomi bagi Taiwan, China, dan mungkin juga bagi negara-negara tetangga di kawasan tersebut.

Kondisi diatas akan sangat bergantung pula pada beberapa faktor lain seperti skala invasi, durasi konflik, respon internasional, dan langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah Taiwan dan China setelah invasi. Pertanyaan paling penting dari kondisi-kondisi diatas adalah: Apakah China dan komunitas global sudah siap dan mau menanggung semua resiko ekonomi diatas jika invasi dilakukan?.

Disisi lain, bagaimana posisi Indonesia terhadap konflik antara China dan Taiwan?

 

Indonesia selalu mengambil jalan aman. Sikap Indonesia terhadap ketegangan yang meningkat antara China dan Taiwan menunjukkan bahwa kita masih bergantung pada China dan pastinya khawatir kehilangan mitra dagang terbesar dan yang paling dekat.

Pada pertemuan menteri luar negeri ASEAN pada akhir Agustus 2022 lalu, Indonesia menghindari tindakan atau gestur yang menunjukkan penolakan terhadap klaim China atas Taiwan. Indonesia hanya mendorong China untuk menghindari penggunaan kekuatan yang dapat menyebabkan perang terbuka di wilayah tersebut dan konsekuensi lain yang melibatkan kekuatan besar.

Pemerintah Indonesia mungkin sering menggemakan bahwa posisinya yang netral dalam konflik China-Taiwan adalah bagian dari kebijakan luar negeri yang bebas dan aktif. Indonesia tidak mengambil posisi pasif atau reaktif terhadap isu internasional, tetapi mencari partisipasi aktif dalam penyelesaian mereka.

Namun, jika kita melihat lebih dekat, enggan Indonesia untuk merespons konflik sebenarnya didasarkan pada fakta bahwa ekonominya masih sangat bergantung pada China. Pada 2022 lalu, nilai ekspor Indonesia ke China naik ke angka $70,7 milyar (1049 tln rupiah) atau naik sekitar 25% dari $56,4 milyar di tahun 2021. Nah, pertanyaan berikutnya adalah apakah invasi China ke Taiwan akan mengganggu perkeonomian Indonesia?.

Jawabannya adalah: sebagai salah satu produsen dan eksportir komoditas seperti batu bara, minyak kelapa sawit, dan bijih nikel. So, jika mengingat angka ekspor Indonesia ke China, gangguan dalam perdagangan internasional akibat konflik di kawasan Asia Timur, termasuk invasi China ke Taiwan, dapat mempengaruhi harga dan permintaan komoditas Indonesia, yang dapat berdampak pada ekonomi Indonesia yang sangat bergantung pada sektor komoditas. (Ade)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini