spot_img
Jumat, April 26, 2024
spot_img

China sedang Mempersiapkan Perang Dunia III

KNews.id- Seorang Senator Amerika Serikat (AS) menuding Tiongkok sedang bersiap Perang Dunia III dengan terus melakukan militerisasi di Laut China Selatan. Dalam beberapa tahun terakhir, Tiongkok membangun pangkalan, landasan buatan dan dituding dibuat khusus untuk tujuan militer.

Pembangunan ini menjadi masalah utama bagi negara-negara Asia Tenggara seperti Vietnam, Taiwan, Malaysia, Filipina, dan Brunei Darussalam. Menurut laporan The Philippine Daily Inquirer, ada beberapa foto yang menunjukkan kapal kargo mengirim bahan bangunan ke pulau-pulau yang diklaim Tiongkok sebagai miliknya.

- Advertisement -

Foto yang lain menunjukkan pembangunan landasan pacu, hanggar, menara kontrol, helipad, kubah, serta serangkaian bangunan bertingkat yang dibangun Tiongkok di atas terumbu karang. Dikutip  dari Express, perpindahan lapangan terbang dan persenjataan kapal induk Tiongkok ke wilayah tersebut membuat serangkaian pangkalan itu dijuluki ‘Tembok Pasir Besar’.

“Ini seperti Anda sedang bersiap untuk Perang Dunia III. Anda sedang berbicara dengan sekutu di sana dan Anda bertanya-tanya di pihak mana mereka akan berada,” kata Inhofe.

- Advertisement -

Inhofe percaya AS hanya duduk dan menyaksikan Tiongkok mempertaruhkan klaimnya atas terumbu dan bebatuan yang diperebutkan di Laut China Selatan. Menurut dia, AS tidak melakukan apa pun saat Tiongkok mampu mengubah tempat itu menjadi pulau buatan yang dipenuhi senjata dan benteng pertahanan.

AS berupaya untuk membangun kendali di kawasan tersebut, di mana pasukan AS mendatangi pangkalannya sendiri di Guam. Pada 2016, AS mencapai kesepakatan dengan Filipina untuk membangun lima pangkalan militer yang berlokasi di seluruh negara itu. Kesepakatan ini membuat marah pihak Beijing seperti Pangkalan Udara Antonio Bautista di pulau Palawan barat, yang berhadapan langsung dengan pulau-pulau Spratly yang disengketakan.

- Advertisement -

Tiongkok mengklaim Laut China Selatan berdasarkan hak historisnya yakni sembilan garis putus-putus yang sebagian mencakup wilayah tersebut. Klaim Tiongkok ini tidak sesuai dengan perjanjian internasional dari UNCLOS. (FHD)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini