KNews.id- Buzzer memiliki tokoh kuat yang melindungi sehingga bebas menyebabkan hoaks dan kebencian di media sosial (medsos).
“Tanpa perlindungan dan dukungan di belakangnya, tak mungkin para buzzer akan sangat percaya diri berani mencaci maki, sebarkan hoaka dan kebencian di medsos,” kata politikus Partai Ummat Buni Yani di akun Twitter-nya @1keadilan.
Dukungan tokoh kuat, kata Buni Yani, buzzer terbebas dari jerat UU ITE ketika menyebarkan hoaks dan kebencian.
“Tak mungkin mereka sangat percaya diri tak kena UU ITE seperti dialami oposisi. Sekadar akal sehat paling dasar saja,” jelasnya.
Rizal Ramli menilai, saat ini buzzer dan Influencer digerakkan secara masif oleh kelompok tertentu dengan isu-isu agama, hingga menyerang lawan politik dan membunuh karakternya. Menurut Rizal Ramli, hal itu dilakukan untuk menutupi kegagalan tuannya dan perilaku koruptif yang masif.
“Buzzer and Influencer berbayar inilah yang merusak persatuan, adu domba agama, menutupi kegagalan tuannya dan korupsi masif, melakukan pembunuhan karakter terhadap lawan-lawan politik” ujar Rizal Ramli, Ahad (5/9).
Menurutnya, ketika buzzer bekerja menyerang dengan isu-isu yang mengadu domba, sementara tuannya bekerja memainkan peranan sebagai orang baik untuk pencitraan.
“Nah si tuan pembayar bisa perankan “Good Guy” karena peran kotor (bad guys) sudah dimainkan Buzzer” ucap Rizal Ramli.
Lebih lanjut, mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman mengatakan, buzzer sering kali mengangkat isu-isu agama dengan tujuan membuat opini jelek terhadap Islam. (AHM/SN)
.){kind=link}