spot_img
Senin, April 29, 2024
spot_img

Bukan Cuma Bandara, Ada Infrastruktur Lain yang Dibangun Mahal tapi Sepi!

KNews.id- Beberapa bandara yang sepi penumpang menjadi sorotan. Selama ini, pemerintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) getol membangun infrastruktur. Namun, beberapa di antaranya justru malah sepi.

Paling kentara adalah sepinya beberapa bandara yang dibangun pemerintahan Jokowi. Padahal, diketahui banyak bandara itu dibangun dengan uang APBN yang jumlahnya tidak sedikit.

- Advertisement -

Misalnya saja bandara Wiriadinata di Tasikmalaya, Jawa Barat pembangunannya memakan anggaran puluhan miliar sekitar Rp 30-45 miliar. Ada juga Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati yang dibangun dengan megah dan memakan biaya sampai Rp 2,6 triliun. Nyatanya, bukan cuma bandara-bandara saja sepi. Beberapa infrastruktur lainnya banyak juga yang dibangun dengan uang banyak justru sepi saat beroperasi:

  1. LRT Palembang Sumsel
    LRT yang mulai beroperasi sejak tahun 2018 ini disebut-sebut masih sepi. detikcom pernah merekam sepinya moda transportasi ini di medio awal 2019 yang lalu.

Dari pantauan detikcom pada bulan Januari 2019 yang lalu, kebetulan saat itu memang LRT baru hitungan bulan beroperasi. Pada satu gerbong kereta LRT nampak hanya terlihat ada 11 penumpang saja. Padahal, kapasitas satu gerbong bisa mencapai sekitar 125 penumpang.

- Advertisement -

Selain di gerbong, sepinya penumpang juga terlihat di 13 stasiun karena hanya ada 5 sampai 10 penumpang saja yang ada di ruang tunggu. Hal ini terlihat tak sesuai dengan megahnya stasiun yang ada.

Sementara untuk beberapa stasiun yang ramai terlihat hanya ada di stasiun DJKA, Jakabaring, Ampera, Pasar Cinde, Bumi Sriwijaya dan stasiun akhir bandara SMB II Palembang.

- Advertisement -

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat itu pun menjawan masalah sepinya LRT Palembang. Budi Karya mengaku optimistis ‘ular besi’ itu akan digunakan masyarakat kota Palembang, namun semua butuh proses. Makanya bila sepi wajar saja, butuh waktu dalam mengubah kebiasaan masyarakat.

“Namanya angkutan massal itu ya harus ada proses lah. Proses edukasi, integrasi dan sebagainya, memang butuh proses untuk melakukan itu semua,” terang Budi Karya di stasiun LRT Bumi Sriwijaya Kota Palembang, Senin (11/2/2019) malam.

Kemenhub sendiri baru-baru ini menyatakan penumpang LRT terus meningkat. Per 23 Agustus 2022 saja, jumlah penumpang sudah mencapai hingga 1.791.803 orang. Jika rata-rata penumpang harian bisa konsisten, maka hingga akhir tahun diproyeksikan jumlah penumpang LRT bisa melebihi masa sebelum pandemi yaitu sebanyak 2,7 juta penumpang. Nilai investasi LRT Palembang sendiri sebesar Rp 10,9 triliun. Jumlah itu turun dari nilai awal yang sebesar Rp 12,5 triliun.

  1. LRT Jakarta
    Proyek yang dikerjakan badan usaha milik daerah (BUMD) provinsi Jakarta ini juga dituding masih sangat sepi. Padahal, proyek itu dibangun dengan anggaran cukup besar, sekitar Rp 6,8 triliun.

Jumlah biaya pembangunan itu digunakan untuk membuat jaringan kereta api layang sepanjang 5,8 km dari Kelapa Gading-Velodrome. Jumlah tersebut juga mencakup biaya pembangunan dari depo yang seluas 12 hektare (ha).

Sampai saat ini moda transportasi dalam kota itu masih sangat sepi. Dilansir dari Antara, PT LRT Jakarta mencatat rerata jumlah penumpang di semester I 2022 mencapai 1.400-1.500 penumpang per harinya.

Padahal satu rangkaian kereta LRT Jakarta dapat menampung penumpang maksimal 270 penumpang. Per satu rangkaian LRT terdiri dari 2 kereta dengan kapasitas maksimal 135 orang. Rute yang pendek dinilai banyak kalangan menjadi masalah utama sepinya LRT Jakarta.

Meski begitu, dalam catatan detikcom, walaupun operasinya sepi di fase pertama dengan rute sepanjang 5,8 km, LRT Jakarta akan diperluas jaringannya. Proyek ini akan dibangun fase berikutnya dengan rute Stasiun Pengangsaan Dua di Kelapa Gading menuju Stadion Jakarta International Stadium (JIS).

Modal yang dibutuhkan untuk proyek ini kira-kira sebesar Rp 7 triliun. Bakal ada enam stasiun yaitu Britama, Artha Gading, Sunter Timur, Gelanggang Remaja, Sunter Barat, dan berakhir di JIS sepanjang 8,2 km.

  1. Jalan Tol Trans Sumatera

Jokowi sendiri punya ambisi besar menghubungkan daerah-daerah di Pulau Sumatera dengan jalan tol. Dia pun mencanangkan apa yang disebut Jaringan Jalan Tol Trans Sumatera yang bakal menghubungkan Lampung sebagai provinsi paling selatan di Sumatera hingga Aceh sebagai provinsi paling utara.

Proyek ini memakan anggaran Rp 500 triliun lebih. Sejauh ini beberapa ruas jalan tol Trans Sumatera sudah selesai dibangun bahkan dioperasikan. Namun, nyatanya tol ini ternyata belum ramai penggunanya. Direktur Utama Hutama Karya Budi Harto sendiri yang mengatakan hal tersebut. PT Hutama Karya (Persero) sendiri mendapatkan tugas untuk membangun dan mengelola mayoritas ruas-ruas tol di jaringan Trans Sumatera.

Di akhir 2020, dalam sebuah webinar Budi pernah bercerita jalan tol Trans Sumatera masih sangat sedikit dilintasi kendaraan. Bahkan, sepinya jalan tol menimbulkan tantangan baru kepada pihaknya, hal itu adalah ancaman tindak kejahatan di jalan Tol Trans Sumatera.

Dengan, trafik yang sepi dan lalu lintas kendaraan di jalan tol Trans Sumatera masih rendah, banyak pelaku kejahatan lebih berani melakukan aksinya.

“Saat ini dengan berawalnya pengoperasian jalan tol ini dengan penyesuaian masyarakat kami menghadapi banyak tantangan. Jalan tol ini memang sekarang traffic-nya masih rendah. Dengan trafik yang rendah ini mengundang kejahatan,” ujar Budi dalam sebuah webinar, Rabu (25/11/2020).

Untuk menanggulangi masalah ini pihaknya menyediakan patroli keamanan rutin. Kemudian untuk kenyamanan pengguna jalan pihaknya juga menyediakan fasilitas penyelamatan, kesehatan, hingga pengamanan kendaraan. (Ade/dtk)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini