Oleh : Sutrisno Pangaribuan – Wakil Ketua Bidang Politik DPD PDI Perjuangan Sumut
KNews.id – Medan 2 Desember 2025 – Kehadiran Presiden Prabowo di Tapanuli Utara (Taput) dan Tapanuli Tengah (Tapteng) sebagai respon atas ketidakmampuan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) menangani dan menanggulangi dampak bencana alam banjir dan longsor.
Presiden Prabowo Subianto menyatakan akan mengerahkan seluruh kekuatan nasional untuk membuka isolasi, rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana alam. Pengerahan TNI- Polri, BNPB, Basarnas, dan Kementerian/ Lembaga nasional sebagai bukti konkrit penanganan bencana alam diambil alih oleh pemerintah pusat.
Maka Bobby Nasution tidak perlu lagi berlama- lama berada di lokasi bencana, meninggalkan kota Medan, apalagi hanya sekedar ikut melempar beras dan mie instan dari helikopter. Rakyat tidak butuh aksi gimik melempar bahan pangan dari helikopter, seperti akis memikul beras ukuran 5 kg yang dilakukan Zulkifli Hasan, Menko Pangan.
Bobby Nasution sebaiknya segera kembali ke Medan mengurus bahan bakar minyak (BBM) yang langka di seluruh kabupaten/ kota. Antrian panjang kendaraan bermotor terjadi di semua daerah. Maka Bobby sebaiknya fokus mengurus hal tersebut.
Seluruh aktivitas di lapangan telah diambil alih oleh BNPB, Basarnas, Kementerian PU; balai besar jalan dan balai besar sungai. Maka Bobby fokus saja sesuai kapasitas Pemprovsu. Meski bencana alam di Sumut tidak disebut sebagai Keadaan Darurat Bencana Nasional, namun kehadiran Prabowo di Sumut sebagai bukti pengambilalihan wewenang dalam penanganan bencana alam.
Bobby perlu mengurus sejumlah hal sesuai kapasitasnya, yakni mengurus kelangkaan BBM, memastikan ketersediaan pasokan dan menjamin distribusinya. Bobby tidak perlu berlama- lama di daerah bencana untuk cari muka. Kalau peduli rakyat, seharusnya Bobby hadir ditengah pengungsi di hari pertama atau kedua banjir, bukan karena Presiden Prabowo datang.
Selain urus kelangkaan BBM, Bobby masih harus memenuhi janjinya kepada warga pro tutup TPL yang dijanjikan akan mengirimkan surat usulan penutupan TPL. Kedua hal tersebut dituntaskan Bobby lebih baik daripada menetap di lokasi bencana tanpa perubahan (percepatan) penanganan bencana.
Bobby Nasution telah menyepakati mengeluarkan surat rekomendasi penutupan operasional PT TPL setelah rapat selama 2 jam dengan pimpinan Sekretariat Bersama (Sekber) Gerakan Oikumenis untuk Keadilan Ekologis, di Kantor Gubsu, Senin (24/11/2025). Maka terdapat hal ikhwal kegentingan yang memaksa Gubsu memenuhi janji satu (1) minggu kepada para pemimpin gereja dan agama lain, dan masyarakat korban PT TPL.
PT. TPL yang diduga sebagai salah satu biang dari hancurnya hutan di seluruh daerah yang mengalami bencana banjir dan longsor lebih mendesak ditutup dan dituntut atas berbagai kerusakan alam yang ditimbulkannya. Maka penerbitan dan pengiriman surat rekomendasi penutupan PT. TPL sebagai bagian dari upaya menghentikan bencana.
(FHD/NRS)



