spot_img
Jumat, April 26, 2024
spot_img

BI Meyakini Penyaluran Kredit Perbankan akan Terus Melaju

KNews.id- Bank Indonesia memperkirakan kebutuhan pembiayaan dalam tiga bulan mendatang akan lebih stabil dibandingkan periode sebelumnya. Salah satunya terindikasi dari kebutuhan pembiayaan korporasi, yang tercermin pada saldo bersih tertimbang (SBT) sebesar 26,5%. Relatif stabil dari SBT bulan sebelumnya sebesar 27,1%.

Berdasarkan laporan survei permintaan dan penawaran pembiayaan perbankan Februari 2021, beberapa sektor yang menunjukkan peningkatan pembiayaan terbesar adalah sektor pertanian, perikanan dan kehutanan, perdagangan, transportasi dan pergudangan, serta sektor pertambangan dan penggalian.

- Advertisement -

Selain itu, dalam survei yang dirilis Jumat (19/3) BI juga menjelaskan bahwa sebagian besar responden menjawab kebutuhan pembiayaan yang meningkat akan digunakan untuk mendukung aktivitas operasional, pemulihan permintaan domestik pasca penerapan new normal atau 26%, dan pembayaran kewajiban jatuh tempo.

Akan tetapi, penambahan pembiayaan yang dilakukan oleh rumah tangga pada 3 bulan ke depan masih terbatas. Tercatat, per Februari 2021 responden yang berencana menambah pembiayaan pada 3 bulan mendatang hanya sebesar 1,9%. Posisi itu menurun dari 2,4% pada survei sebelumnya.

- Advertisement -

Adapun, pengajuan pembiayaan oleh rumah tangga tersebut terutama diperoleh oleh bank umum dengan pembiayaan yang diajukan mayoritas berupa kredit multiguna. Itu artinya, keinginan masyarakat atau rumah tangga untuk meminjam kredit ke bank masih akan rendah.

Meski begitu di sisi penawaran perbankan, penyaluran kredit baru masih diperkirakan tumbuh positif untuk keseluruhan kuartal I 20212. Hal ini terindikasi dari SBT perkiraan penyaluran kredit baru sebesar 59,4%. Hal itu juga bisa terjadi di seluruh kategori bank.

- Advertisement -

Kondisi itu sejatinya bisa terindikasi dari SBT penyaluran kredit baru pada Februari 2021 sebesar 40,6%. Berbeda dengan kondisi bulan sebelumnya dengan SBT yang tercatat sebesar -13,9%. “Berdasarkan kelompok bank, pertumbuhan secara triwulanan diprakirakan terjadi pada seluruh kategori bank dan untuk seluruh jenis kredit,” tulis Bank Indonesia.

Hal ini sejalan dengan perbankan, BI hingga Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang meyakini kalau kredit di tahun 2021 bahkan lebih positif setelah sempat terkontraksi di tahun 2020 lalu akibat pandemi Covid-19. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) misalnya ptimis kredit masih mampu tumbuh antara 6% hingga 7%.

Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto menjelaskan, pihaknya akan fokus menyalurkan kredit ke segmen UMKM di tahun ini. “Segmen korporasi tidak kami tinggalkan, namun pertumbuhannya tidak akan setinggi kredit kepada UMKM,” katanya kepada Kontan.co.id belum lama ini.

Senada, PT Bank Mandiri Tbk juga belum berencana mengubah target pertumbuhan kredit tahun ini. Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rudi As Atturdiha menjelaskan pihaknya masih memperkirakan pertumbuhan kredit akan positif di single digit. Tentunya dengan menekankan kualitas ekspansi kredit.

Pada tahun 2021 ini bank berlogo pita emas tersebut memilih untuk fokus menggawangi laju rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) agar berada pada kisaran 3%-3,5%.

“Bank Mandiri optimis bahwa prospek dan kinerja perbankan diperkirakan akan membaik pada tahun 2021 sejalan dengan ekspektasi perbaikan ekonomi,” ujar Rudi.

Tak hanya di bank besar saja, PT BPD Sumatera Utara (Bank Sumut) juga yakin target kredit sebesar 6% tahun ini bakal terpenuhi. Sekretaris Perusahaan Bank Sumut Syahdan Siregar menjelaskan di periode Februari 2021 total kredit yang diberikan sudah mencapai Rp 23,6 triliun dengan jumlah debitur mencapai 179.626 debitur.

Walau naik tipis dari bulan sebelumnya yang sebesar Rp 23,5 triliun. Jumlah debitur baru perseroan meningkat sebanyak 1.117 debitur dalam kurun waktu satu bulan. Kendati tidak merinci realisasi itu praktis sudah lebih tinggi dibandingkan dengan periode setahun sebelumnya, bahkan sebelum status pandemi digaungkan.

Dengan adanya potensi peningkatan jumlah debitur baru, ditambah dengan sederet strategi dan program ekonomi nasional (PEN) pemerintah, bisa dipastikan kredit di kuartal II dan seterusnya akan lebih optimal. (Ade/Kntn)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini