KNews.id- Bank Indonesia (BI) menilai penerapan keuangan syariah ternyata banyak diminati oleh beberapa negara. Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), Destry Damayanti menyatakan, sistem ekonomi dan keuangan syariah sejatinya tidak sepenuhnya hanya berbicara agama dan keyakinan. Akan tetapi berbicara lebih luas yaitu kesejahteraan, sosial, etika dan moral serta hak asasi manusia.
“Yang terjadi saat ini justru banyak negara non-muslim telah mempraktikan sistem keuangan syariah yang bersifat inklusif,” katanya dalam Seminar Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah, secara virtual, Rabu (21/4).
Dia menyebutkan London juga menjadi pusat bisnis dan keuangan syariah di kawasan Eropa. Saat ini Inggris pada awal tahun ini juga telah meluncurkan instrumen likuiditas berbasis Syariah, yakni alternatif yaitu diteliti perbankan dan keuangan syariah bisa mendapatkan akses sesuai prinsip syariah dari bank sentral.
“Perkembangan ekonomi syariah secara global terus meningkat. Berdasarkan laporan dari refinitiv dan IC atas keuangan syariah Global akan terus naik dari 3,609 us dolar di tahun 2024, juga terus berkembang dan tidak hanya melalui perbankan syariah, melalui pasar modal dan bahkan melalui fintech Syariah,” bebernya.
BI telah mengeluarkan kebijakan pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di mana ini menjadi bukti dari lingkungan ekonomi Indonesia dalam Syariah nasional.
Adapun, dalam fokus tersebut terdapat tiga pilar yang saling terkait adalah pemberdayaan ekonomi syariah melalui pengembangan ekosistem halal, memperkuat dan seluruh pelaku usaha baik itu besar menengah kecil dan mikro serta lembaga pendidikan Islam seperti pesantren.
“Pendalaman pasar keuangan syariah penguatan riset dan edukasi anggota komite nasional ekonomi dan keuangan syariah,” beber dia. (Ade/idx)