spot_img
Jumat, April 19, 2024
spot_img

Beginilah…Modus Eks Napi Swee Teng Melanggengkan Bisnis Sentul City!

KNews.id- Meski pernah meringkuk dalam sel Lapas Sukamiskin akibat perbuatannya menyuap Bupati Bogor kala itu Racmat Yasin, hal itu seolah tetap tak membuat pemilik Sentul City, Kwee Cahyadi Kumala alias Swee Teng jera.

Upaya Swee Teng dalam menguasai lahan di Sentul sebenarnya tidak hanya menggunakan cara menyuap pejabat saja. Diketahui, Swee Teng juga tak jarang menggunakan preman untuk mengintimidasi warga agar bersedia melepas tanah dengan harga yang tidak wajar.

- Advertisement -

Kasus teranyar adalah Pesantren dan tanah rakyat di Desa Cijayanti dan Bojong Koneng yang diambil paksa preman-preman dibawah Sentul City melalui anak perusahannya, yaitu, PT Dayu Bahtera Kurnia.

Foto Istimewa

Menurut warga setempat, preman preman itu melakukan pemagaran tanah secara paksa tanpa adanya komunikasi atau surat-menyurat terlebih dahulu pada masa PPKM.

- Advertisement -

Dikutip dari Polisi.News, seorang tokoh desa setempat menuturkan bahwa salah satu tanah dan bangunan penduduk setempat yang dipagari kawat berduri adalah pesantren Tahfidzul Qur’an.

Penuturan serupa juga disampaikan seorang warga yang kerap diintimidasi oleh beberapa oknum. Menurutnya, di lapangan secara faktual bisa disaksikan beberapa tanah warga desa ini dipagari dan diklaim milik sebuah PT. Lokasi tanah-tanah tersebut tidak jauh dari Golf Rainbow Hill.

- Advertisement -

“Padahal kami sudah tinggal dan menggarap tanah ini bertahun-tahun secara turun-temurun, membayar PBB, kok sekarang malah mau dirampas perusahaan,” keluhnya.

Sumber yang lain di lokasi juga menegaskan bahwa rakyat akan kompak melawan dan melaporkan ke pihak kepolisian, bahkan ke Kapolri.

“Masyarakat tahu bahwa Presiden Jokowi sendiri sudah menyatakan, bila ada sengketa dan klaim tanah dari perusahaan, maka pemerintah harus memihak ke rakyat,” ujar seorang warga yang lain, sambil menunjukkan YouTube pidato Presiden Joko Widodo di TV.

Pengamatan Polisi.News di lapangan, di Cijanti ini juga akan dibangun sebuah Pesantren “Bela Negara” yang bekerjasama dengan BNPT.

Sumber Polisi.News menyebutkan, bahwa pesantren tersebut sedianya diasuh oleh alumnus Lembaga Ketahanan Nasional (LEMHANNAS) RI dan mendapat dukungan sejumlah tokoh penting nasional. Pesantren “Bela Negara” akan menjadi model ponpes pertama di Indonesia. Tanah yang akan dibangun oleh Yayasan AL HASAN ini juga tak luput diganggu oleh pihak yang mengaku-aku pengusaha PT tersebut.

“Mereka mengaku dan mengklaim dibeking aparat,” ujar sumber yang merupakan tokoh di Sentul itu.

Hibahkan Lahan untuk Pusdiklat Propam Mabes Polri

Tak hanya BNPT dan Lemhanas saja yang mendapat “hadiah” dari Swee Teng. Mabes Polri-pun ternyata kecipratan rezeki.

Dilansir dari Beritasatu.com, Sentul City diketahui menghibahkan tanah seluas 7,1 hektare yang berada di Desa Cijayanti, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor kepada Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam ) Mabes Polri.

Serah terima lahan tersebut dilaksanakan Senin (9/8/2021) di The Alana Hotel Sentul City dan dihadiri oleh Presiden Direktur Sentul City Tjetje Muljanto, Presiden Komisaris Basaria Panjaitan dan Kepala Divisi Propam Mabes Polri Irjen Pol Ferdy Sambo beserta jajarannya dan unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Bogor.

“Hibah tanah dari kami kepada Divisi Profesi dan Pengamanan Mabes Polri adalah wujud komitmen dan kontribusi kami untuk mendukung program Mabes Polri dalam peningkatan kapasitas sumber daya manusia anggota khususnya di Divisi Profesi dan Pengamanan,” papar Basaria Panjaitan yang juga mantan Komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Senin (9/8/2021).

Pasalnya, pada lahan seluas 7,1 hektar ini nantinya akan dibangun Pusat Pendidikan dan Latihan (Pusdiklat) Profesi dan Pengamanan Mabes Polri. Untuk diketahui, sebelumnya Sentul City telah menghibahkan lahan seluas 3,5 hektare di Desa Cipambuan Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor untuk pembangunan Puslabor Mabes Polri.

Kemudian, hal yang sama juga dilakukan dengan menghibahkan lahan seluas 15 hektare di Desa Cijayanti Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor untuk kepentingan pendidikan intelijen Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN).

Perusahaan menghibahkan lahan untuk kepentingan negara memang hal yang bagus. Tapi, jika status lahan tersebut masih bermasalah, dan faktanya adalah milik warga inilah yang menjadi persoalan besar. Terlebih lagi, Swee Teng selaku pemilik Sentul City pernah tersandung kasus suap. Ironisnya, salah satu pegawainya adalah mantan petinggi di lembaga antirasuah, Basaria Panjaitan dengan jabatan sebagai Presiden Komisaris di Sentul City.

Apakah dengan menghibahkan sebagian lahan untuk aparat keamanan dan memberi posisi prestige bagi mantan petinggi Polri di perusahaannya adalah cara Swee Teng untuk melanggengkan bisnisnya?. (AHM/bcra)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini