spot_img
Jumat, April 19, 2024
spot_img

Begini Tanda-tanda Ekonomi AS Mengalami Resesi

KNews – Begini tanda-tanda ekonomi AS mengalami resesi. Ekonomi Amerika Serikat (AS) diprediksi akan masuk jurang resesi. Apalagi inflasi AS saat ini sangat tinggi, yakni pada April 2022 mencapai 8,2 persen.

Inflasi yang semakin tinggi tentunya menjadi faktor pendorong the Fed untuk menaikkan suku bunga.

- Advertisement -

Pasalnya The Fed menaikkan suku bunga acuan sebanyak 50 basis poin menjadi 0,75-1 persen. Kenaikan tersebut menjadi yang terbesar dalam 22 tahun terakhir.

Bahkan berdasarkan catatan pertumbuhannya,  Amerika Serikat saat ini terancam resesi. Dikutip dari berbagai sumber oleh MPI, Rabu (8/6/2022), berdasarkan pelacak gross domestic product (GDP) milik Federal Reserve, GDPNow Fed Atlanta, menunjukan pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal II hanya 0,9 persen, sedangkan pada kuartal I-2022 ekonomi AS hanya tumbuh 1,5 persen.

- Advertisement -
Federal Reserve juga memprediksi pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) pada kuartal II-2022 menurun.

Kepala ekonom di perusahaan konsultan RSM, Joseph Brusuelas turut memprediksi ekonomi AS akan melambat dan hanya bisa tumbuh 1,8 persen.

Namun sikap positif diperlihatkan oleh Biro Riset Ekonomi Nasional AS atau National Bureau of Economic Research (NBER). Ia menyatakan bahwa belum tentu pertumbuhan ekonomi yang turun dua kuartal berturut-turut akan mengalami resesi.

- Advertisement -

Mau tidak mau tentu Indonesia juga akan terkena dampak terkait inflasi global saat ini, dikutip dari laman kementerian keuangan, pemerintah melalui kementerian keuangan akan terus mengantisipasi kenaikan suku bunga dan dampak terhadap nilai tukar.

Oleh karena itu, tahun 2023 mendatang, Pemerintah mengajukan kebijakan ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal dengan tetap mengikuti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020 yaitu defisit diturunkan di bawah 3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Menteri Keuangan Sri Mulyani juga menyampaikan poin poin yang menjdi fokus dari kebijakan ekonomi makro dan fiskal pada APBN tahun 2023.

Pertama, menaikan produktivitas yaitu belanja di sektor sumber daya manusia dan reformasi di bidang pendidikan, kesehatan, dan jaminan sosial atau bansos. Kedua, mendukung pembangunan infrastruktur yang strategis dan produktif.

Ketiga, mensimplifikasikan regulasi dan berbagai kebijakan-kebijakan perizinan dan birokrasi.

Kemudian yang keempat, terus mendorong transformasi ekonomi untuk hilirisasi dan berbagai kebijakan yang berhubungan dengan kenaikan atau peningkatan daya saing Indonesia. (RKZ/idxc)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini