spot_img
Selasa, Mei 7, 2024
spot_img

Begini Nasib Tumpukan Uang Tunai di Kediaman Presiden Sri Lanka

KNews – Begini nasib tumpukan uang tunai di kediaman presiden Sri Lanka. Uang tunai jutaan rupee ditemukan di kediaman resmi Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa saat diserbu para demonstran.

Polisi mengatakan tumpukan uang tersebut akan diserahkan ke pengadilan pada Senin (11/7) waktu setempat.

- Advertisement -

Dilansir dari kantor berita AFP, Senin (11/7/20220, para pengunjuk rasa menemukan 17,85 juta rupee (sekitar US$ 50.000) dalam bentuk uang kertas baru di kediaman resmi Rajapaksa.

Uang tersebut oleh para demonstran diserahkan kepada polisi setelah penyerbuan istana presiden pada hari Sabtu (9/7).

- Advertisement -

Rajapaksa telah kabur dari istana tersebut saat para demonstran datang menyerbu.

“Uang itu diambil alih oleh polisi dan akan diserahkan ke pengadilan hari ini,” kata juru bicara kepolisian.

- Advertisement -

Sumber resmi mengatakan sebuah koper penuh dokumen juga ditinggalkan di rumah megah itu.

Rajapaksa tinggal di gedung berusia dua abad itu setelah dia terusir dari rumah pribadinya pada 31 Maret lalu, ketika para pengunjuk rasa mencoba menyerbunya.

Sumber resmi mengatakan kepada AFP, dalam peristiwa Sabtu (9/7), pemimpin berusia 73 tahun itu melarikan diri melalui pintu belakang di bawah pengawalan personel Angkatan Laut dan dibawa pergi dengan perahu, menuju ke timur laut pulau itu.

Keberadaan persisnya tidak diketahui pada Senin pagi waktu setempat. Namun, Perdana Menteri Sri Lanka, Ranil Wickremesinghe mengatakan Rajapaksa telah secara resmi memberitahunya tentang niatnya untuk mengundurkan diri.

Wickremesinghe yang berusia 73 tahun akan secara otomatis menjadi Plt Presiden jika Rajapaksa mengundurkan diri, tetapi dirinya sendiri telah mengumumkan kesediaannya untuk mundur jika konsensus tercapai untuk membentuk pemerintahan persatuan.

Rajapaksa telah mengatakan kepada Ketua parlemen Mahinda Abeywardana bahwa dia akan mundur pada Rabu (13/7) untuk memungkinkan “transisi damai”.

Hal itu disampaikannya beberapa jam setelah dia terpaksa dikawal keluar dari kediaman resminya.

Sebelum penyerbuan pada hari Sabtu tersebut, para pengunjuk rasa telah berkemah di luar gedung Sekretariat Presiden selama lebih dari tiga bulan untuk menuntut pengunduran diri Rajapaksa karena krisis ekonomi parah yang belum pernah terjadi sebelumnya di negara itu.

Rajapaksa dituduh salah mengelola ekonomi ke titik di mana negara itu kehabisan devisa untuk membiayai impor barang-barang penting, yang menyebabkan kesulitan parah bagi 22 juta penduduk.

Ribuan pria dan wanita pada hari Senin terus menduduki gedung-gedung negara yang telah mereka ambil alih pada akhir pekan, bersumpah untuk tetap bertahan sampai Rajapaksa lengser. (RKZ/dtk)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini