KNews.id – Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia tidak masalah dengan rencana penugasan prajurit TNI untuk menjaga kilang minyak Pertamina. Menurut dia, pengamanan itu penting.
“Enggak ada masalah. Dari pada orang sabotase menjadi aparat keamanan. TNI, polisi, itu penting,” kata Bahlil di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu, 26 November 2025.
Ketua Umum Partai Golkar ini berkata semua institusi negara harus berkolaborasi untuk mengamankan kepentingan negara. Dia juga melihat ada potensi ancaman. “Kalau ancamannya kami lihat. Potensi itu kan selalu kemungkinan ada,” ujar dia.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menyatakan TNI akan dikerahkan menjaga kilang dan terminal Pertamina. Menurut dia, fasilitas energi tersebut memiliki kaitan langsung dengan kedaulatan negara dan tidak bisa dipisahkan dari kesiapan kekuatan pertahanan nasional.
“Pertamina adalah industri strategis yang harus dijaga karena terkait kedaulatan negara. Contohnya kilang dan terminal Pertamina, itu bagian dari gelar kekuatan kita,” kata Sjafrie di Kompleks DPR RI, Senin, 24 November 2025.
Sjafrie mengatakan penugasan tersebut merupakan bagian dari operasi militer selain perang (OMSP) yang diatur dalam UU Nomor 3 Tahun 2025 tentang TNI. Implementasinya direncanakan dimulai pada Desember 2025 dan melibatkan personel TNI Angkatan Darat serta dukungan pemantauan intelijen dari Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI.
Sjafrie menjelaskan, pelibatan BAIS dibutuhkan guna mendeteksi potensi ancaman terhadap infrastruktur energi, sehingga pengamanan dapat dilakukan secara efektif dan antisipatif.
Ia menambahkan, pengamanan fasilitas energi strategis merupakan prioritas karena menyangkut pelayanan publik dan kelangsungan aktivitas ekonomi nasional. Menurut dia, masyarakat membutuhkan rasa aman dan nyaman. “Itu juga menjadi bagian dari dukungan TNI terhadap pemerintah daerah,” kata Sjafrie.



