spot_img
Kamis, April 25, 2024
spot_img

Apa Peran AS dan CIA dalam Peristiwa G30S PKI?

KNews.id- Tragedi G30S/PKI bukan hanya menjadi sejarah nasional, melainkan juga internasional. Hal ini lantaran peristiwa yang merenggut jutaan nyawa tersebut menyita perhatian seluruh dunia.

Central Intelligence Agency (CIA), badan intelijen Amerika Serikat bahkan disebut memiliki andil saat peristiwa tersebut terjadi pada tahun 1965 silam. Dugaan ini menguat usai CIA memberikan sejumlah respon yang berbeda usai kerap berlawanan dengan rezim Soekarno.

- Advertisement -

Sejak berdiri, CIA memang diketahui kerap terlibat dalam pelbagai konflik di negara berkembang. Berbagai operasi rahasia seringkali dilancarkan untuk menjatuhkan kekuasaan yang dianggap berseberangan dengan norma Barat atau pun mempertahankannya.

Meski juga kerap mendapatkan perlawanan, namun CIA nampak tak mengendurkan perhatiannya terhadap Indonesia. Jadi, apa sebenarnya peran strategis yang dimainkan CIA kala itu?

- Advertisement -

Peran CIA Pada Rezim Soekarno

CIA membuka banyak dokumen mengenai tragedy 1965. Namun sayang, masih banyak hal yang tak terungkap. Sejumlah tulisan penting distabilo putih hingga tak mampu memberikan cukup informasi guna menjawab teka-teki atas peristiwa yang menumpahkan banyak darah.

- Advertisement -

Indonesia pernah menjadi salah satu negara yang menjadi target operasi CIA. Keputusan besar ini diambil karena Presiden Soekarno dianggap terlalu memegang idealisme ‘kekirian’. Hal ini terbukti saat Pilot asal AS tertangkap usai berhasil ditembak jatuh tatkala tengah mendukung strategi pasukan pemberontak PRRI/Permesta.

Atur Strategi dari Balik Meja

Alhasil, peristiwa tersebut membuat CIA menarik diri dari segala keterlibatannya di Indonesia secara kasat mata. Dalam buku ‘membongkar Kegagalan CIA: Spionase Amatiran Sebuah Negara Adidaya’ karya Tim Weiner terbitan Gramedia, CIA disebut lebih memilih untuk bermain perannya dari balik meja negosiasi.

Berkat Adam Malik, Mayor Jenderal Soeharto yang tengah mendapatkan mandat semakin antusias untuk memberantas Partai Komunis Indonesia (PKI) hingga ke seluruh pelosok negeri lantaran mendapatkan sejumlah bantuan.

Memberi Dukungan saat Pembersihan PKI

Bantuan pertama yang digelontorkan yakni berupa 14 unit walkie-talkie dari Kedutaan Besar AS di Ibukota Jakarta. Alat komunikasi yang memudahkan pemerintah untuk menumpas habis komunis di Jawa Tengah dan Timur ini diserahkan langsung kepada Soeharto oleh Duta Besar AS, Marshall Green.

Tak hanya itu, CIA juga memberikan sejumlah bantuan berupa obat-obatan yang diserahkan kepadaTNI AD senilai USD 500 ribu. Green juga berusaha meminta pemerintah AS untuk kembali memberikan dana sejumlah USD 10 ribu yang akan diserahkan melalui Adam Malik.

Memberi Angka Taksiran Korban Tragedi

Tak berselang lama, CIA menyadari bantuan ini telah memakan banyak korban jiwa di Tanah Air. Dari laporan yang diterima Hubert H Humphrey selaku Wakil Presiden AS, jumlah korban diperkirakan mencapai 300 ribu hingga 400 ribu jiwa. Namun, angka tersebut lalu digenapi menjadi 500 ribu atas inisiatif AS sendiri. Hal tersebut diakui secara terang-terangan oleh Green dalam sebuah rapat rahasia di Komite Hubungan Luar Negeri Senat.

“Saya kira kita harus menaikkan taksiran itu, barangkali mendekati angka 500 ribu. Tentu saja, tidak ada yang tahu pasti. kita hanya bisa menilainya berdasarkan keadaan semua desa yang telah menjadi sepi,” ungkapnya dalam sebuah kesaksian yang telah dinyatakan deklasifikasi pada Maret 2007.

CIA Otak G30S/PKI?

Selain itu, Green juga menyatakan bahwa CIA tak terlibat secara langsung dalam peristiwa G30S/PKI. Dia menyatakan, CIA hanya merupakan pihak yang menunggangi ombak yang muncul sesaat setelah upaya kudeta dilancarkan.

“Kami tidak menciptakan ombak-ombak itu. kami hanya menunggangi ombak-ombak itu ke pantai,” terangnya.

Hal tersebut semakin membuat jelas bahwa CIA memanfaatkan tragedi penculikan para jenderal di bawah komando Letnan Untung dan langkah Soeharto untuk menumpas kekuatan komunis di Indonesia. Weiner menuliskan, bahwa tindakan CIA tersebut telah menjerumuskan Indonesia ke dalam rezim diktator bernama Orde Baru. (AHM)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini